Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi, reporter dan penulis staf CNA
Terletak di kawasan industri Kabupaten Tangerang, Formosa Teknologi Sentral didirikan seorang pengusaha Taiwan untuk mengatasi masalah dalam merekrut tenaga kerja terampil. Kini, pusat pelatihan kejuruan tersebut telah membantu ratusan pelajar Indonesia mengembangkan kemampuan teknis mereka.
Kao Ying-chang (高應昌), pendiri Formosa Teknologi Sentral, mengatakan bahwa ia terdorong mendirikan pusat tersebut hampir 10 tahun lalu karena kesenjangan teknologi dan kebutuhan tenaga kerja terampil industri Indonesia serta permintaan banyak rekan seprofesinya untuk membantu melatih karyawan mereka.
"Karena semua peralatan [di pabrik Indonesia] berasal dari Taiwan, sementara tenaga kerja di Indonesia belum memiliki keahlian yang sesuai, saya memutuskan untuk mendirikan sekolah sendiri agar bisa melatih para pelajar," kata pengusaha Taiwan yang telah malang melintang di Indonesia selama 30 tahun itu kepada CNA.
Di Formosa Teknologi Sentral terdapat berbagai mesin bubut dan peralatan kontrol otomatis yang didatangkan dari Taiwan. Kao telah menginvestasikan miliar rupiah untuk membangun bengkel praktik bagi pelajar Indonesia agar mereka dapat belajar secara langsung.
Pelajar yang telah lulus, kata Kao, ia juga bantu carikan pekerjaan, di mana mereka memiliki peluang untuk bekerja di perusahaan Taiwan atau Jepang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Formosa Teknologi Sentral telah bekerja sama dengan berbagai sekolah menengah kejuruan di Indonesia dengan menyediakan peralatan secara gratis bagi para pelajar.
Selain itu, pusat tersebut juga bermitra dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) untuk mendirikan kelas khusus, di mana teori diajarkan dosen Indonesia sedangkan pelatihan mesin diberikan instruktur dari Taiwan.
Dosen PNJ, Vina Nanda, mengatakan kepada CNA bahwa kerja sama dengan Formosa Teknologi Sentral memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk menggunakan peralatan modern, memahami cara pengoperasian berbagai jenis mesin, serta menerapkan teori dalam praktik di lingkungan industri.
Menurutnya, pusat tersebut sangat penting karena sejumlah sekolah di Indonesia mungkin tidak dapat menyediakan peralatan yang dapat mengikuti perkembangan teknologi. Dengan adanya peralatan terbaru, ujarnya, para pelajar dapat langsung berlatih menggunakan teknologi terkini.
Salah satu mahasiswa, Arya Yoga, mengatakan bahwa ia sangat antusias karena bisa belajar mengoperasikan mesin bubut dan peralatan kontrol otomatis. "Alatnya baru-baru semua (di Formosa Teknologi Sentral), jadi di sana (sekolah) itu alatnya masih agak-agak lama semua," ujarnya.
Alya Anastasia, seorang mahasiswi, menyampaikan kepada CNA bahwa di sekolah, mereka harus bergantian menggunakan peralatan, berbeda dengan di pusat ini, "Jadi lebih enak di sini."
Mahasiswa lainnya, Nadia Fawwas Abiyyu mengaku terkesan dengan peralatan baru yang ada di pusat pelatihan ini. Dibandingkan di sekolah, "Kalau di sini kita mesin-mesinnya lumayan baru dan lebih mudah juga dioperasikan," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan cita-citanya untuk menjadi seorang teknisi di masa depan dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Taiwan yang telah berkontribusi dalam melatih tenaga kerja Indonesia.
Sebagai pengusaha yang bergerak di bidang penjualan mesin, Kao awalnya terjun ke dunia pendidikan kejuruan di Indonesia secara kebetulan. Kini, selain terus mengembangkan bisnisnya, ia juga telah menyusun rencana jangka panjang bagi Formosa Teknologi Sentral.
Dalam wawancaranya dengan CNA, Kao mengungkapkan bahwa pada awalnya, pusat pelatihan ini didirikan melalui proyek kerja sama antara pemerintah Taiwan dan Indonesia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, model operasionalnya berkembang melalui kemitraan dengan institusi pendidikan di Indonesia dalam bentuk kelas khusus, ujarnya.
Kini, Kao berencana untuk mengajukan izin kepada pemerintah Indonesia agar Formosa Teknologi Sentral dapat ditingkatkan menjadi sekolah vokasi resmi dengan program diploma tiga tahun.
Dengan demikian, keahlian teknik kejuruan Taiwan dapat terus berkembang di Indonesia, sementara kerja sama antara kedua negara semakin mendalam, pungkasnya.
(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)
Selesai/JA