Taipei, 26 Sep. (CNA) Kementerian Ketenagakerjaan (MOL) secara resmi mengumumkan bahwa upah minimum bulanan akan naik dari NT$28.590 (Rp15,7 juta) menjadi NT$29.500, mulai 1 Januari tahun depan.
Upah per jam juga akan meningkat dari NT$190 menjadi NT$196, kata MOL dalam pernyataan yang dirilis Jumat lalu.
Ini merupakan tahun kesepuluh berturut-turut Taiwan menaikkan upah minimum.
Kenaikan upah terbaru ini masih menunggu persetujuan dari Yuan Eksekutif (Kabinet)
Penyesuaian ini dilakukan setelah tinjauan oleh Komite Pertimbangan Upah Minimum, yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti pertumbuhan Indeks Harga Konsumen (CPI) dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi, dan Statistik (DGBAS) baru-baru ini menaikkan perkiraan pertumbuhan PDB 2025 menjadi 4,45 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,10 persen, mengutip kinerja ekspor yang lebih baik dari perkiraan. DGBAS juga memproyeksikan indeks harga konsumen akan tumbuh 1,76 persen pada 2025.
Kenaikan upah ini lebih rendah daripada yang diharapkan kelompok buruh.
Sebelum pertemuan Jumat, kelompok buruh khawatir pemerintah akan menggunakan kebijakan tarif AS dengan bea 20 persen yang dikenakan pada Taiwan sebagai alasan untuk menahan kenaikan upah.
Mereka mendorong MOL untuk menaikkan upah minimum hampir 4 persen menjadi NT$29.734 per bulan dan NT$198 per jam agar pekerja bisa mengatasi biaya hidup yang meningkat dan ikut merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.
Ini merupakan kenaikan upah minimum kedua sejak Presiden Lai Ching-te (賴清德) menjabat pada 20 Mei 2024.
Delapan kenaikan sebelumnya terjadi di bawah pemerintahan mantan Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文).
(Oleh Wu Hsin-yun, Tseng Yi-ning, Frances Huang, dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF
