KILAS BALIK /Tahun Baru Imlek 1994: Momen pertemuan Presiden Lee Teng-hui dan Soeharto di Bali

29/01/2025 13:17(Diperbaharui 29/01/2025 15:37)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Presiden Lee Teng-hui bermain golf di Bali Golf & Country Club pada 12 Februari 1994, sehari setelah bertemu Presiden RI Soeharto di Tahun Baru Imlek. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Presiden Lee Teng-hui bermain golf di Bali Golf & Country Club pada 12 Februari 1994, sehari setelah bertemu Presiden RI Soeharto di Tahun Baru Imlek. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Oleh Jason Cahyadi, penulis staf CNA

Pada 9 Februari 1994, Presiden Republik Tiongkok (Taiwan) Lee Teng-hui (李登輝) tiba di Bali. Sehari setelahnya, Presiden RI Soeharto juga terbang dari Jakarta. Mereka bertemu di Istana Tampaksiring tepat pada hari Tahun Baru Imlek, berbincang tentang berbagai hal selama satu setengah jam hingga makan siang bersama.

Tahun Baru Imlek di Indonesia

Perjumpaan pada 11 Februari 1994 itu diadakan dalam suasana tidak resmi, hanya penerjemah yang hadir, tidak ada pihak ketiga. Sementara Lee dan Soeharto berbincang, istri mereka, Tseng Wen-hui (曾文惠) dan Tien Soeharto, berjalan-jalan di taman.

Ini adalah pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara dalam beberapa tahun terakhir. Lee dan Soeharto membahas pengembangan pedesaan dan rencana kerja sama ekonomi pedesaan. Mereka sepakat bahwa kedua belah pihak harus meningkatkan dan memperkuat kerja sama ekonomi bilateral.

Dalam pertemuan tersebut, Soeharto secara khusus menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik para pengusaha Taiwan untuk berinvestasi di Indonesia dan memperkuat hubungan perdagangan antara kedua pihak.

Presiden Lee Teng-hui (kiri) dan istrinya, Tseng Wen-hui (kanan) sebelum berangkat pada 8 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Presiden Lee Teng-hui (kiri) dan istrinya, Tseng Wen-hui (kanan) sebelum berangkat pada 8 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Setelah pertemuan, Soeharto mengundang Lee ke balkon untuk menikmati pemandangan. Dari sana, terlihat sebuah pura tertua di Bali. Kebetulan, beberapa turis dari Taiwan melihat Lee dan melambaikan tangan untuk menyapa, yang ia balas pula dengan gestur yang sama.

Karena bertepatan dengan Tahun Baru Imlek, Bali menyambut banyak wisatawan Taiwan yang sedang berlibur. Saat Lee keluar atau kembali ke hotel pun, para turis Taiwan kerap menyambut, "Selamat pagi, Presiden!" yang kemudian disambutnya dengan senyum dan jabatan tangan.

Sebagai tanda kenang-kenangan, pasangan Lee memberikan cendera mata kepada Soeharto dan Tien berupa ukiran kulit tradisional dan kalung karang yang diukir dengan karakter "shou" (壽) yang berarti panjang umur. Sebagai balasan, Soeharto dan Tien juga memberikan mereka hadiah.

Soeharto telah kembali ke Jakarta pada sore harinya, sementara Lee dan Tseng mengunjungi sebuah pabrik ukiran kayu dan batu dengan ditemani B. J. Habibie, Menteri Negara Riset dan Teknologi yang di kemudian hari menjadi wakil dari Soeharto hingga naik menjadi Presiden ketiga RI.

Presiden Lee Teng-hui (depan, kanan) dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie (depan, kiri) saat mengunjungi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara di Bandung, 10 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Presiden Lee Teng-hui (depan, kanan) dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie (depan, kiri) saat mengunjungi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara di Bandung, 10 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Sebuah laporan mengatakan kunjungan Lee ke Indonesia memang diatur Habibie dan Perwakilan Taiwan untuk Indonesia, Lu Pao-sun (陸寶蓀). Selain ke Bali, Lee juga sempat mengunjungi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara di Bandung -- yang dibidani Bapak Teknologi Indonesia tersebut.

Bapak Teknologi

Usai bertemu Soeharto, pada hari yang sama, pasangan Lee mengundang Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Habibie, untuk makan malam di hotel tempat mereka menginap, Bali Cliff Resort.

Keesokan harinya, mereka bermain golf bersama hingga mengunjungi desa-desa dan organisasi petani. Pada malam harinya, rombongan kembali ke hotel untuk menghadiri jamuan makan yang diadakan pasangan Habibie.

Presiden Lee Teng-hui (kanan) dalam sebuah makan malam bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie (kiri) di Bali pada Tahun Baru Imlek, 11 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Presiden Lee Teng-hui (kanan) dalam sebuah makan malam bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie (kiri) di Bali pada Tahun Baru Imlek, 11 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Habibie mengatakan kepada wartawan bahwa ia senang atas kunjungan Lee dan percaya bahwa kedua belah pihak dapat memperkuat kerja sama di berbagai aspek.

Habibie juga mengatakan Indonesia sangat menghargai kunjungan Lee, di mana selama ia berkunjung, negara tersebut akan mempertimbangkan banyak saran konkret yang diajukan dalam bidang ekonomi pertanian untuk penelitian dan perbaikan.

Lee sendiri memang seorang doktor ekonomi pertanian lulusan Amerika Serikat. Sebelum menjadi presiden, ia pernah ditunjuk menjadi menteri tanpa portofolio yang bertanggung jawab atas pertanian.

Presiden Lee Teng-hui dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie saat mengunjungi kawasan pertanian di pedesaan Bali, 12 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Presiden Lee Teng-hui dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie saat mengunjungi kawasan pertanian di pedesaan Bali, 12 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Menurut Habibie, dari sudut pandang seorang ilmuwan, konsep mendorong perdamaian regional yang diajukan Lee adalah pandangan yang sangat baik.

Selain itu, pengalaman Taiwan dalam mengubah wajah pedesaan dan pencapaian ekonomi yang tinggi selama 40 tahun terakhir juga memiliki banyak hal yang dapat dipelajari Indonesia, ujarnya.

"Liburan"

Menurut laporan Kantor Perwakilan Taiwan untuk Indonesia, Lee menyatakan bahwa ia telah banyak belajar dari Indonesia selama kunjungannya yang ia sebut sebagai "liburan."

Kendati bertemu dengan sejumlah pejabat Indonesia, Lee memang tegas menyatakan bahwa kunjungannya ini adalah untuk liburan pribadi. Perjalanannya pun dilakukan tertutup, dengan larangan wawancara pers.

Dalam kunjungannya yang berbarengan dengan Tahun Baru Imlek itu, Lee menjadi Presiden Republik Tiongkok (Taiwan) pertama yang berlibur di Indonesia.

Selesai/JA

Presiden Lee Teng-hui (kiri) dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie (kanan) saat mengunjungi kawasan pertanian di pedesaan Bali, 12 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Presiden Lee Teng-hui (kiri) dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia B.J. Habibie (kanan) saat mengunjungi kawasan pertanian di pedesaan Bali, 12 Februari 1994. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.