Taipei, 6 Feb. (CNA) Industri sedang mempertimbangkan langkah pemusnahan sekitar 1 juta telur bibit di Taiwan untuk mengendalikan produksi, terutama pada Maret hingga Mei saat kapasitas produksi diperkirakan meningkat, kata Kementerian Pertanian (MOA) hari Rabu (5/2).
Sebelumnya, menanggapi krisis telur akibat wabah flu burung global, pemerintah Taiwan pada 2024 memutuskan untuk mengimpor telur dan ayam bibit. Namun, setelah konsumsi pasar menurun karena berbagai faktor, pasokan telur kini berlebih.
Data MOA menunjukkan bahwa produksi harian telur domestik mencapai 127.500 kotak (satu kotak berisi 200 butir).
Kepada CNA, seorang pejabat MOA menyatakan bahwa meski tahun lalu industri telah mengurangi produksi telur bibit, penambahan ayam petelur baru dan penggunaan metode pergantian bulu tradisional justru meningkatkan kapasitas produksi, sehingga pemusnahan telur dinilai sebagai solusi.
Menurut Sekretaris Jenderal Poultry Association Republic of China, Wang Chien-pei (王建培), saat ini di Taiwan terdapat lebih dari 37 juta ayam petelur yang aktif berproduksi.
Industri memperkirakan perlunya memusnahkan sekitar 1 juta telur bibit untuk menyesuaikan kapasitas produksi, ujarnya, namun keputusan akhir rencana ini baru dapat diumumkan pada akhir Februari.
Menurut Wang, pelaksanaan pemusnahan ini juga akan mempertimbangkan kompensasi bagi peternakan induk, dengan estimasi subsidi NT$15 (Rp7,450) hingga NT$20 per telur bibit.
NT$10 di antaranya akan berasal dari biaya layanan industri ayam petelur yang dikelola asosiasi, dan sisanya diharapkan dari dukungan MOA, ujarnya.
Menanggapi itu, MOA mengatakan proposal akhir akan dievaluasi setelah diajukan.
(Oleh Yang Shu-min dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC