Oleh Mira Luxita staf reporter CNA
Pemberian angpau atau bonus di Tahun Baru Imlek kerap dinantikan para pekerja pada umumnya. Hal tersebut juga biasanya dinantikan para pekerja migran Indonesia (PMI) di sektor domestik yang sering harus tetap bekerja saat hari raya, bahkan harus membantu membersihkan rumah, ujar Wanti, aktivis dari Garda Buruh Migran Indonesian (BMI).
Nunik (35), pekerja migran perawat orang tua, contohnya, kepada CNA ia menuturkan bahwa tahun lalu, saat ia baru bekerja di majikannya sebagai perawat orang tua, dirinya hanya diberi angpau sebesar NT$2.500 (Rp1.239.163).
“Saya bersyukur saja. Kalau tahun ini diberi ya syukur, kalau tidak diberi ya tidak apa,” ujar Nunik yang bekerja di Kota New Taipei.
Lain lagi ceritanya dengan Lila (nama samaran). Kepada CNA, ia mengaku jika dirinya sudah hampir enam tahun bekerja di majikan yang sama, tetapi hanya diberi angpau sebesar NT$2.000 saja setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan majikan tempatnya bekerja bukanlah orang yang kaya.
“Saya bersyukur diberi segitu, meskipun selama satu pekan sebelum [Tahun Baru] Imlek saya harus kerja keras bersih-bersih bahkan membantu masak. Kalau majikan cuma memberi segitu ya disyukuri saja, karena ibunya juga diberi sejumlah angpau yang sama,” ujar Lila yang bekerja sebagai perawat orang tua di Taoyuan.
Lain lagi ceritanya dengan Uni. PMI perawat orang tua yang bekerja di Taipei ini memanggil majikannya sebagai "majikan sultan" karena ia selalu diberi angpau satu bulan gaji. Tak hanya itu, kebutuhan Uni sehari-hari pun juga dicukupkan.
“Alhamdulilah, majikan saya sebut sebagai majikan sultan haha, karena semua kebutuhan saya dipenuhi, dan angpaunya besar. Makanya setiap kali mau imlek, saya tambah giat bekerja, semoga teman-teman yang lain juga mendapat rejeki yang sama,” ujarnya yang sudah enam tahun bekerja di Taiwan.
CNA pun menghubungi tiga rekan PMI perawat orang tua lainnya yang berada di Hsinchu, Tainan, dan Kahsiung. Rata-rata mereka mengatakan bahwa majikannya memberi angpau sebanyak NT$2.000 hingga NT$3.600 setiap tahunnya.
Dewi keberuntungan berpihak pada seorang PMI yang berinisial “Fi”. Kepada CNA, ia mengatakan bahwa selama tiga tahun berturut-turut, ia selalu mendapatkan angpau NT$60.000.
Fi telah bekerja di majikan tersebut sembilan tahun. Namun, hanya tiga tahun inilah ia diberi angpau sebanyak jumlah tersebut.
Fi yang bekerja sebagai perawat orang tua mengaku jika majikannya adalah orang kaya dan loyal kepada neneknya (ibu majikan yang dijaganya).
“Semua keperluan ama (nenek) ditanggung. Bahkan kami tinggal hanya berdua di apartemen yang elit di kawasan Neihu Taipei,” ujar Fi yang tidak mau disebutkan namanya ini.
Saat ditanya CNA, apa yang harus ia lakukan menjelang imlek, Fi hanya menuturkan bersih-bersih rumah sekedarnya saja.
Ia bahkan tak perlu memasak saat majikan dan keluarga neneknya datang karena majikannya selalu membawa makanan setiap hari menjelang Tahun Baru Imlek, bahkan, tiga hari sesudahnya, makanan masih berlimpah.
Lain lagi ceritanya dengan Sugiyati. PMI yang bekerja merawat orang tua di Miaoli ini hanya diberi NT$1.200 setiap kali imlek. Ia pun menanyakan apa arti nominal pemberian tersebut.
Sedangkan Dina, PMI perawat orang tua di Pingtung ini mengaku diberikan angpau sebesar NT$10.000-NT$12.000 setiap tahunnya saat imlek.
“Sudah sembilan tahun di Taiwan, kalau dapat angpau ya sekitar segini lah, buat saya sih oke. Mengenai bersih-bersih rumah dan memasak untuk semua anggota keluarga saat [Tahun Baru] Imlek itu wajar bagi saya. Saya sih tidak keberatan. Bahkan saya senang saat [Tahun Baru] Imlek selalu banyak makanan dan cemilan,” ujarnya kepada CNA.
Lain lagi cerita Mimi (nama samaran), seorang PMI yang sudah 12 tahun di Taiwan. Selama tujuh tahun ikut majikan yang sama, Mimi menuturkan diberi angpau sebesar NT$20.000 setiap tahunnya. Namun, saat tahun pertama saja, majikan hanya memberi sejumlah NT$3.000 karena ia jatuh sakit di rumah sakit, tetapi majikan menangung biaya pengobatannya.
Mimi pun menceritakan pada CNA bahwa sebenarnya majikannya sangat baik. Ia memberi angpau atau bonus tak hanya saat Tahun Baru Imlek. Kesehariannya, jika Mimi memerlukan uang untuk biaya membeli rumah, mobil, dan keperluan orang tuanya, majikan kerap memberikan uang tambahan kepadanya.
“Majikan juga pernah menyumbang sebesar NT$1 juta kepada saya untuk beli tanah. Itu bukan angpau Imlek lo, tapi bonus karena majikan sudah menganggap saya sebagai keluarga,” ungkap Mimi yang bekerja di Neihu Taipei.
Sementara itu, CNA menanyakan terkait tambahan pekerjaaan yang harus dilakukan PMI sektor domestik saat Tahun Baru Imlek kepada serikat pekerja Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas (GANAS) Community.
Fajar, ketua GANAS mengatakan bahwa pekerjaan PMI membantu bersih-bersih menjelang Imlek ini sebagai bentuk penghormatan terhadap majikan yang mau merayakan tahun baru.
Bukan menjadi keharusan bagi perawat rumah tangga wajib bersih-bersih hingga memasak untuk seluruh keluarga majikan pada hari raya tersebut, ujarnya.
“Jika majikan memaksa mengenai hal bersih-bersih ini, maka hal ini termasuk pada kerja di luar job (pekerjaan) jika kontrak PMI-nya adalah merawat orang tua,” ujar Fajar.
Mengenai mendapat angpau atau bonus, Fajar juga menilai bahwa hal ini adalah bentuk hadiah, dan bukan kewajiban majikan untuk memberi kepada pekerjanya.
Namun, jika diberikan juga, ujarnya, tidak lantas majikan dikemudian hari dapat berlaku semena-mena atau mengungkit pemberian tersebut seperti yang terjadi dalam beberapa kasus yang pernah ditangani GANAS community.
Mengenai besaran angpau, Fajar juga menilai bahwa jumlahnya beragam. Bahkan banyak PMI yang tidak mendapat angpau, padahal mereka sudah dipaksa bekerja keras mulai dari bersih-bersih hingga memasak untuk hari raya Imlek.
Pada kesempatan hari raya Imlek, GANAS berpesan pada PMI sektor domestik untuk bekerja sesuai job.
“PMI silahkan membantu semampunya untuk menghormati, bukan untuk terpaksa apalagi demi dapatkan angpau. Kewajiban kita bekerja sesuai job adalah sudah mendapatkan hak berupa gaji,” ujar Fajar.
“Untuk para majikan pekerja rumah tangga yang sudah bekerja lebih keras ketika mendekati Tahun Baru Imlek dan tidak ada libur, saya berharap agar majikan menghargai pekerjanya dengan memberikan pekerjaan yang sesuai seperti dalam kontrak kerja yang telah disepakati, apalagi gaji PRT rata rata juga dibawah upah minimum Taiwan,” ujarnya menambahkan.
Selesai/JC