Guatemala City, 20 Juni (CNA) Pemerintah Kosta Rika hari Rabu (18/6) mengonfirmasi laporan media lokal yang menyatakan mereka baru-baru ini telah mengirim lima pejabat ke Taiwan untuk mengikuti program pelatihan jangka pendek untuk pertama kalinya sejak berakhirnya hubungan diplomatik pada 2007.
Kantor Kepresidenan Kosta Rika mengatakan kepada media lokal bahwa lima pejabat dari Direktorat Intelijen dan Keamanan menghabiskan 23 hari di Taipei untuk pelatihan terkait intelijen dari 8 Mei hingga 31 Mei.
Kantor tersebut menambahkan bahwa semua biaya ditanggung pihak Taiwan, menurut laporan media Kosta Rika.
Juga pada Rabu, Menteri Perdagangan Luar Negeri Kosta Rika Manuel Tovar mengonfirmasi bahwa pejabat dari Badan Promosi Perdagangan Luar Negeri negara itu sebelumnya telah melakukan perjalanan ke Taiwan untuk mencari investasi asing.
Taiwan, yang secara resmi bernama Republik Tiongkok, memutuskan hubungan diplomatik resmi dengan Kosta Rika pada Juni 2007, mengakhiri 66 tahun hubungan, setelah Kosta Rika mengalihkan kesetiaannya ke Republik Rakyat Tiongkok (PRC).
Perjalanan pelatihan ke Taiwan pada Mei pertama kali diberitakan surat kabar Kosta Rika La Nación pada 13 Juni, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Sebagai tanggapan, kedutaan Tiongkok di Kosta Rika memprotes kepada negara Amerika Tengah tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari yang sama, 13 Juni, kedutaan tersebut menyatakan penolakannya terhadap setiap kontak resmi antara Taiwan dan Kosta Rika serta menegaskan kembali sikap Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari PRC.
Di Taipei, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Nasional sama-sama mengatakan kepada CNA bahwa mereka tidak mengetahui perjalanan tersebut sehingga tidak memberikan komentar atas laporan Kosta Rika.
Biro Keamanan Nasional (NSB) mengatakan kepada CNA dalam sebuah pernyataan bahwa sebagai badan intelijen tertinggi negara, "Merupakan tanggung jawabnya untuk mempromosikan pertukaran dan kerja sama intelijen internasional."
Namun, NSB mengatakan bahwa mereka tidak pernah "Mengomentari kasus individual" sehingga tidak akan mengomentari laporan berita tersebut.
Selesai/JC