Taipei, 29 Mei (CNA) Ketua Dewan Urusan Tiongkok Daratan (MAC) Taiwan, Chiu Chui-cheng (邱垂正), pada Kamis (29/5), menyatakan bahwa aplikasi media sosial Tiongkok seperti Douyin dan RedNote semakin dicurigai sebagai bagian dari upaya propaganda Front Bersatu Tiongkok terhadap Taiwan.
Dalam sebuah sidang legislatif, Chiu mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan konten yang mempromosikan penyatuan, mendukung kekerasan militer terhadap Taiwan, serta melemahkan kedaulatan nasional, di dua aplikasi populer tersebut.
Chiu mengungkapkan harapannya agar lembaga regulasi internet di Taiwan menyelidiki isu ini dan merespons kekhawatiran masyarakat mengenai dampak dari aplikasi-aplikasi tersebut.
Ia menanggapi pertanyaan dari Legislator Partai Progresif Demokratik (DPP) Huang Jie (黃捷) tentang apakah MAC mengklasifikasikan platform media sosial seperti RedNote sebagai alat propaganda Front Bersatu Tiongkok.
Huang menyoroti komentar terbaru dari akademisi Tiongkok Zhang Weiwei (張維為) bahwa platform media sosial seperti RedNote semakin populer di kalangan anak muda di Taiwan, sehingga memperluas pengaruh Tiongkok.
"Setelah Taiwan disatukan, mengatur Taiwan akan lebih mudah daripada mengatur Hong Kong," kata Zhang dalam sebuah pidato baru-baru ini di Wuhan University, Tiongkok.
Menanggapi pidato tersebut, Chiu mengatakan dalam sidang hari Kamis bahwa itu adalah pernyataan terbuka pertama oleh seorang akademisi Tiongkok yang mengaitkan penggunaan aplikasi media sosial Tiongkok yang populer di Taiwan dengan tujuan unifikasi Tiongkok.
Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi seperti Douyin dan RedNote memang bisa menjadi bagian dari persiapan Tiongkok untuk unifikasi dengan Taiwan, kata Chiu. Dalam situasi seperti ini, masyarakat Taiwan mungkin perlu lebih waspada, tambahnya.
Chiu juga menyarankan bahwa sudah saatnya sekolah-sekolah di Taiwan memberikan panduan dan pendidikan literasi media sosial terkait penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut, agar siswa di semua jenjang dapat memahami potensi risikonya.
Sebagai contoh, informasi pribadi bisa digunakan Tiongkok dan dimasukkan ke dalam konten di aplikasi-aplikasi tersebut untuk mempromosikan ideologi unifikasi, katanya.
Selain itu, Chiu juga menjawab pertanyaan tentang kunjungan yang direncanakan oleh selebritas internet Taiwan, Holger Chen (陳之漢), ke Tiongkok sebagai "Duta perdamaian."
Chiu mengatakan bahwa Chen, sebagai warga negara biasa, tidak memerlukan izin pemerintah untuk bepergian ke Tiongkok berdasarkan aturan saat ini. Namun, ia berharap agar dalam kunjungannya, Chen tetap menjunjung prinsip saling menghormati, menaati peraturan Taiwan, dan menjaga kepentingan nasional secara keseluruhan.
Selesai/JC