LINTAS SELAT

Pengamat politik dan hubungan internasional dari Universitas Al-Azhar Indonesia yang berbasis di Taiwan, R. Mokmahad Luthfi menilai Indonesia perlu bersatu dengan negara-negara ASEAN untuk meredam kemungkinan konflik senjata antara Tiongkok-Taiwan, menanggapi meningkatnya ancaman militer Tiongkok di selat Taiwan.

Militer Taiwan hari Rabu (2/4) mengatakan bahwa mereka mengamati Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok melakukan latihan tembakan langsung di Laut China Timur pada hari kedua latihan militer PLA yang dimulai hari Selasa.

Sebanyak 95 pesawat dan kapal yang dioperasikan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok terdeteksi di sekitar Taiwan dalam periode 24 jam dari Selasa pukul 06.00 hingga Rabu pukul 06.00, menurut Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan.

Latihan gabungan militer Tiongkok di sekitar Taiwan memasuki hari kedua pada Rabu (2/4) saat Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok menggelar latihan bertajuk "Strait Thunder-2025A" di beberapa bagian Selat Taiwan.

Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok telah mulai melakukan latihan bersama di sekitar Taiwan, menurut televisi milik negara.

Dua warga Tiongkok yang izin tinggal berbasis pernikahannya dicabut karena menyerukan "unifikasi militer" dengan Tiongkok harus meninggalkan Taiwan paling lambat 31 Maret atau menghadapi deportasi paksa sesuai hukum, kata Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA) pada Rabu (26/3).

Menteri Dalam Negeri Taiwan, Senin (17/3) mengatakan bahwa seorang warga Tiongkok yang menganjurkan aneksasi Taiwan oleh Tiongkok melalui kekuatan militer harus meninggalkan negara tersebut dalam waktu 10 hari setelah menerima perintah deportasinya pada Sabtu.

Provokasi berkelanjutan Tiongkok terhadap Taiwan dengan taktik zona abu-abu dan latihan militer telah memperkuat ketegangan regional dan menunjukkan bahwa Tiongkok adalah pengacau yang mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, kata pejabat pada Selasa (18/3).

Komando Pasukan Elektronik, Komunikasi, dan Informasi (ICEFCOM) Taiwan, Senin (17/3) membantah tuduhan Kementerian Keamanan Negara (MSS) Tiongkok bahwa mereka telah melancarkan serangan siber yang menargetkan infrastruktur internet Tiongkok untuk mendorong agenda kemerdekaan Taiwan.

Direktorat Jenderal Penjaga Pantai (CGA) Taiwan, Kamis (13/3) mengatakan bahwa mereka telah mengusir sebuah kapal Tiongkok yang diduga melakukan operasi survei bawah air dari perairan terbatas dan terlarang di sekitar Kabupaten Kinmen sehari sebelumnya.

Presiden Lai Ching-te (賴清德) pada Kamis (13/3) berjanji untuk memperkuat keamanan nasional dalam menghadapi ancaman dari "Kekuatan asing" yang merujuk pada Tiongkok, yang menurutnya terus berambisi untuk menganeksasi Taiwan.

Dewan Urusan Daratan Tiongkok (MAC) Taiwan, Jumat (7/2) mengonfirmasi bahwa mereka telah menolak permintaan yang diajukan pemerintah kota Taipei bagi delegasi pejabat dari Shanghai mengunjungi Taiwan untuk Festival Lentera Taipei.