New Taipei, 25 Agu. (CNA) Balai Kota New Taipei, Minggu (25/8) tumpah ruah oleh ribuan orang Indonesia di Taiwan yang antusias menonton Festival Budaya Pekerja Migran Indonesia (PMI), penyanyi Denny Caknan didaulat jadi penampil utama.
Penyanyi pop Jawa dan koplo asal Ngawi, Jawa Timur ini memang mempunyai basis penggemar yang besar di kalangan orang Indonesia di Taiwan. Tidak heran kalau kemudian riuh tepuk tangan dan sorakan langsung menggema seiring masuknya Denny ke panggung.
Menggunakan batik dengan corak yang relatif sederhana, Denny menggebrak dengan lagu “Indonesia Pusaka” yang langsung disambut koor penonton. Setelah itu, sejumlah lagu pun dimainkan oleh artis kelahiran tahun 1993 ini.
Penonton yang rata-rata terlihat hafal lagu-lagu Denny antusias mengikuti bait lirik yang dinyanyikan oleh penyanyi bernama asli Denny Setiawan ini.
Melihat sambutan publik yang hangat, Denny juga menyambut dengan aksi panggung yang ciamik. Ia melompat dan berjalan dari satu sisi panggung ke sisi yang lain sambil menyapa para penggemar.
Menunggu Denny Caknan
Dwi, PMI dari Sragen yang telah bekerja 11 tahun sebagai perawat domestik di Banqiao, menyebut acara seperti ini menjadi salah satu acara yang ditunggu karena menjadi ajang hiburan bagi PMI yang selama ini hampir seluruh waktunya dicurahkan untuk bekerja.
Menurut Dwi, acara seperti ini memang terbilang banyak di Taiwan, menambahkan bahwa orang Indonesia di Taiwan maupun lembaga-lembaga di Taiwan sangat kreatif dan banyak yang peduli terhadap kebutuhan para PMI.
Dwi pun mengaku sering datang ke acara seperti ini baik panggung budaya atau pengajian, “Kalau pas kita jadwal libur saya selalu datang sambil silaturahmi."
Dwi datang ke acara ini menunggu penampilan Denny Caknan. Meski ia tak sengaja libur untuk menonton Denny, tetapi ia tahu bahwa penyanyi ini cukup terkenal.
“Sudah dengar lagunya, aku kira aku tidak bisa nonton karena acaranya sudah lewat. Tahunya ketika saya ambil libur, waktunya bersamaan dengan acara Denny Caknan, senang sekali,” kata Dwi yang punya jatah libur satu hari dalam sepekan.
Dwi datang dengan pasangannya, Saman, yang telah 12 tahun bekerja di sektor manufaktur di Zhongli.
Senada dengan istrinya, Saman juga menilai acara seperti ini adalah tanda kalau PMI di Taiwan tidak sendiri.
“Bertemu dengan banyak teman-teman di sini,” ucap Saman.
Dibuka dengan tumpeng
Acara puncak Festival Budaya PMI ditandai dengan pemotongan tumpeng yang dipotong oleh perwakilan dari Biro Ketenagakerjaan (BLA) Kota New Taipei Chen Jui-chia (陳瑞嘉) dan Analis Bidang Ketenagakerjaan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Kadir.
Gunungan nasi kuning khas Indonesia ini diberi satu karakter Mandarin “Fu (福)" yang berarti kemakmuran, sebagai harapan agar para pekerja migran Indonesia di New Taipei selalu ada dalam kemakmuran, demikian disampaikan oleh pemandu acara.
Dalam sambutannya, Chen mewakili Wali Kota New Taipei Hou Yu-ih (侯友宜), mengucapkan selamat datang kepada para penonton yang mayoritas PMI ini dan berterimakasih atas kontribusi mereka di Kota New Taipei.
Menurut Chen, orang Indonesia di New Taipei cukup banyak, di mana dari total 100 ribu Pekerja Migran Asing (PMA) yang bekerja di kota tersebut, 40 ribu di antaranya berasal dari Indonesia, sementara ada 4.000 warga negara Indonesia yang menikah dengan warga New Taipei.
“Saya terharu karena cerminan orang asing di New Taipei ini sangat banyak, termasuk dari Indonesia. Terima kasih atas kontribusinya untuk New Taipei,” kata Chen.
Pihaknya menggagas acara ini sebagai bentuk kepedulian kepada orang Indonesia yang ada di New Taipei.
Chen mengatakan, para PMI harus merantau jauh dari Indonesia ke Taiwan dan tidak selalu bisa pulang. Ia pun berharap acara seperti ini bisa jadi obat rindu bagi para PMI yang ada di New Taipei.
“Kami berharap agar teman-teman Indonesia di New Taipei bisa nyaman tinggal di sini,” kata dia.
Kadir juga punya harapan yang sama. Menurut dia, acara seperti ini diharapkan bisa menjadi ajang penyemangat kerja bagi PMI di New Taipei.
“Sukses tertib sampai selesai,” kata Kadir.
Dalam sambutannya, Kadir menyebut sejumlah poin yang penting diperhatikan oleh pekerja. Di antaranya, saat ini Taiwan membuka kesempatan pekerja migran untuk bekerja lebih lama di Taiwan yakni lewat Pekerja Teknis Tingkat Menengah (PTTM).
Namun, untuk masuk ke program ini, kata Kadir, PMI harus meminta persetujuan dari majikan terlebih dahulu untuk kemudian diajukan ke program tersebut.
Ia juga mengingatkan agar PMI yang hendak memperpanjang kontrak harus melapor ke KDEI agar didata ulang.
“Lalu kalau ada masalah yang menimpa selama bekerja di Taiwan segera lapor ke 1955 atau ke KDEI Taipei agar segera ditangani sesuai prosedur,” kata Kadir.
Acara ini juga diramaikan oleh sejumlah penampil Indonesia di Taiwan lainnya. Di antaranya ada band bernama SID’er ROSE dan Jamsatoe yang membawakan lagu-lagu hits dari Indonesia, penyanyi solo Nila, peragaan busana dari Nusantara Mila Boutique, dan penampilan tari dari Sanggar Tari Indonesia Kirana dan UTERS Dancers.
Selesai/JC