FEATURE /Memasuki bulan hantu, sejauh mana orang Taiwan percaya tradisi ini?

08/08/2024 19:48(Diperbaharui 08/08/2024 19:48)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Oleh Muhammad Irfan, reporter staf CNA

Di Taiwan, bulan ketujuh dalam kalender lunar akan diperingati sebagai bulan hantu yang menandai dibukanya gerbang akhirat dan hantu-hantu berkeliaran di dunia hidup, namun seberapa tinggi kepercayaan orang Taiwan pada peringatan ini?

Dikutip dari jurnal bertajuk “The Effect of Superstition on Health: Evidence from the Taiwanese Ghost Month” yang ditulis Martin Halla, Chia Lun Liu, dan Jin Tan Liu pada 2019, berdasarkan Survei Perubahan Sosial Taiwan (TSCS), sekitar 72 persen orang Taiwan akan berpartisipasi dalam Festival Hantu.

Tentu ada banyak alasan keterlibatan orang Taiwan dalam festival ini di mana mereka akan menyiapkan makanan, membakar dupa, dan membakar kertas sembahyang untuk roh-roh leluhur dan hantu yang hilang terutama di hari ke-15 dengan harapan akan selamat.

Alasan yang banyak diajukan oleh orang Taiwan saat mengikuti festival bulan hantu adalah cerminan pelestarian adat dan tradisi tanpa benar-benar menyiratkan kepercayaan mereka pada kesakralan bulan tersebut, dengan jumlah responden yang jika mengatakan “sangat” hingga “cukup” percaya mencapai 66 persen dari sekitar 8.500 orang yang diobservasi.

Menurut jurnal tersebut, tingkat kepercayaan ini juga relatif stabil selama 20 tahun terakhir.

Dari survei tersebut, peneliti menilai persentase orang Taiwan yang percaya pada hantu hampir sama tingginya dengan tingkat partisipasi dalam Festival Hantu meski keterlibatan mereka sekadar menjalankan tradisi.

Apakah warga mengubah perilaku mereka selama bulan hantu?

Ada sejumlah pantangan yang dilakukan oleh masyarakat selama bulan hantu.

Menurut kepercayaan, selama bulan ini tidak disarankan mengunjungi rumah sakit dan bahkan melakukan operasi, bepergian jauh, meninggalkan rumah setelah matahari terbenam, bersiul di malam hari, acara sosial besar seperti pemakaman dan pernikahan, dan melakukan pembelian besar.

Berdasarkan survei yang dikaji tiga peneliti, ada tingkat perubahan perilaku publik selama bulan hantu terutama bagi perempuan dan kalangan pengusaha. Ada kecenderungan turunnya kepercayaan pada bulan hantu seiring bertambahnya usia, namun persentasenya cukup kecil.

“Sejauh ini, kami memiliki bukti bahwa kira-kira dua pertiga orang Taiwan percaya pada Bulan Hantu, dengan penganut lebih cenderung muda, perempuan, dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah,” demikian ditulis dalam penelitian tersebut.

Indikator perubahan perilaku di antaranya menilik angka pernikahan dari tahun 1998 sampai tahun 2006 yang relatif menurun drastis selama Bulan Hantu.

Berdasarkan kajian tiga peneliti ini, misalnya rata-rata jumlah pernikahan harian enam puluh hari sebelum dan sesudah Bulan Hantu adalah 283, sedangkan jumlah yang sesuai selama Bulan Hantu hanya 29. Ini setara dengan pengurangan sekitar 90 persen.

Selain itu, hasil penelitian ketiganya juga menunjukkan bahwa ada penurunan layanan medis terutama untuk berpotensi risiko tinggi seperti tindakan operasi sekitar 9 persen dan peningkatan penting tepat sebelum dan setelahnya masing-masing sekitar 3 dan 8 persen.

Pemerintah memfasilitasi

Dalam penelitian yang ditulis oleh Liang Ting Yu bertajuk “The Month of Wild Ghosts: Phenomenon and Thoughts on Pudu in Taiwan’s Government Organizations”, Taiwan pada tahun 2010-an, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, terlepas dari partai yang berkuasa, memfasilitasi upacara Bulan Hantu tanpa mempermasalahkan rasionalisme dan saintisme pada ritual ini.

Menurut Yu, pemerintah mengesampingkan kontroversi tentang keberadaan hantu pada tingkat ilmiah sehingga birokrat politik, hantu supernatural, dan sistem politik demokratis dapat membentuk ruang dan waktu di mana mereka saling menghormati, tidak saling bertentangan, dan saling bergantung dalam operasi administratif.

Di sisi lain, sikap pejabat pemerintah terhadap ritual bukan sekadar pertunjukan yang mereka lakukan untuk publik namun datang dari lingkungan sosial yang tidak hilang dalam situasi sosial politik yang lebih moderen.

Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena ritual Bulan Hantu oleh unit-unit pemerintahan Taiwan adalah untuk menghadapi keberadaan dan kekuatan hantu di Taiwan dengan pola pikir "Lebih baik percaya itu benar."

Meskipun tidak ada penjelasan resmi dari unit pemerintahan, para pejabat telah menunjukkan kepada publik melalui upacara dan penyembahan selama bertahun-tahun bahwa hantu dan roh masih memiliki ciri-ciri makhluk supernatural dalam masyarakat Taiwan.

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.