Taipei, 14 Okt. (CNA) Kantor Kejaksaan Distrik Taipei pada Senin (13/10) mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki dua karyawan dan satu kontraktor eksternal atas dugaan menargetkan Radio Taiwan International (RTI) dengan serangan siber.
Kejaksaan mengatakan RTI melaporkan kasus tersebut setelah menemukan situs webnya diretas pada 11 September, dengan spanduk beranda diganti.
Kejaksaan juga menuduh bahwa para tersangka bermaksud meluncurkan serangan siber ulang pada Hari Nasional Taiwan pada 10 Oktober.
Menurut kejaksaan, para tersangka termasuk seorang insinyur situs web bermarga Wu (吳), seorang manajer bermarga Yueh (岳), dan seorang kontraktor bermarga Huang (黃).
Setelah serangkaian penggerebekan di tempat tinggal dan tempat kerja, Wu dan Yueh dibawa untuk diinterogasi pada 26 September.
Pada 9 Oktober, setelah menganalisis bukti yang disita dari penggerebekan, penggerebekan kedua dilakukan di delapan lokasi yang terkait dengan tiga tersangka, yang kemudian diinterogasi.
Setelah menginterogasi para tersangka pada pagi hari 10 Oktober, kejaksaan meminta agar Wu dan Huang ditahan tanpa jaminan.
Sementara itu, Yueh diberikan jaminan sebesar NT$100.000 (Rp53,9 juta) dan diwajibkan mengenakan alat pemantau elektronik serta tidak boleh meninggalkan Taiwan.
Pada Sabtu, Pengadilan Distrik Taipei menolak permintaan untuk menahan Wu dan Huang tanpa jaminan, dan malah menetapkan jaminan sebesar NT$270.000 untuk Wu dan NT$150.000 untuk Huang, sebuah keputusan yang diajukan banding oleh kejaksaan pada Senin.
Dalam pernyataan yang dirilis hari Senin, RTI mengatakan telah menangguhkan dua karyawan tersebut dari tugas mereka dan akan mengajukan tuntutan pidana terhadap para tersangka atas pelanggaran kepercayaan, perusakan properti, dan pelanggaran keamanan komputer.
RTI juga mengatakan akan mengajukan gugatan perdata untuk menuntut kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan terhadap reputasi dan properti stasiun radio tersebut.
Selesai/IF