Taipei, 14 Okt. (CNA) Taiwan mencatat kurang dari 138.000 kunjungan medis terkait influenza pekan lalu, turun sekitar 10 persen dari lebih dari 150.000 pada pekan sebelumnya, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) hari Selasa (14/10), dengan mengutip penutupan klinik selama akhir pekan panjang sebagai kemungkinan penyebabnya.
"Situasi influenza domestik tetap berada pada tingkat epidemi," kata juru bicara CDC Tseng Shu-hui (曾淑慧) dalam jumpa pers rutin di Taipei, seraya mencatat bahwa total 137.988 kunjungan rawat jalan dan gawat darurat akibat influenza dilaporkan secara nasional dari 5 Oktober hingga 11 Oktober.
Pekan lalu Taiwan memperingati dua hari libur nasional -- Festival Pertengahan Musim Gugur pada 6 Oktober (Senin) dan Hari Nasional pada 10 Oktober (Jumat).
Penurunan sekitar 10 persen dari total pekan sebelumnya kemungkinan disebabkan oleh hari libur berturut-turut, kata Tseng.
"Karena beberapa klinik dan fasilitas medis tutup selama akhir pekan panjang, jumlah kunjungan pekan lalu agak lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya," jelasnya.
Total 75 kasus influenza berat tercatat pekan lalu, melibatkan pasien dari usia di bawah 10 tahun hingga 90-an, kata Wakil Direktur Pusat Intelijen Epidemi CDC Lee Chia-lin (李佳琳) dalam jumpa pers tersebut.
"Subtipe yang dominan di antara kasus berat adalah H3N2, dan tidak ada pasien yang telah menerima vaksin flu, sementara sekitar 80 persen memiliki kondisi kronis yang mendasari," kata Lee.
Di antara 10 kematian, pasien berusia dari 50-an hingga lebih dari 90 tahun. Semua belum divaksinasi, dan sembilan di antaranya memiliki penyakit kronis, kata Lee.
Tseng mendesak kelompok berisiko tinggi yang memenuhi syarat untuk segera melakukan vaksin, dengan mengatakan bahwa sejak program gratis dimulai pada 1 Oktober, hampir 2,12 juta dosis telah diberikan -- tertinggi untuk periode yang sama dalam lima tahun dan 1,35 kali dari 1,57 juta yang tercatat setahun sebelumnya.
Menurut CDC, 6,66 juta dosis vaksin flu awalnya telah dibeli untuk musim flu ini. Untuk memenuhi permintaan masyarakat yang tinggi dan mengingat risiko influenza yang terus tinggi, lembaga tersebut mengatakan dalam siaran pers bahwa mereka akan membeli tambahan 200.000 dosis, sehingga totalnya menjadi 6,86 juta.
Selesai/JA