Taipei, 14 Okt. (CNA) Jaringan Layanan Pemerintah Yuan Eksekutif (Kabinet) melaporkan telah menerima rata-rata lebih dari 2,8 juta serangan siber per hari sepanjang tahun ini, menurut sebuah dokumen yang diserahkan oleh Biro Keamanan Nasional (NSB) kepada Yuan Legislatif (Parlemen) hari Senin (13/10).
Dalam dokumen yang dikirimkan kepada para legislator menjelang sidang komite legislatif yang dijadwalkan hari Rabu, NSB mengatakan para peretas yang menyerang Jaringan Layanan Pemerintah tampaknya berfokus pada beberapa bidang, seperti proyek infrastruktur penting dan informasi sensitif tentang kerja sama luar negeri pemerintah.
Motivasi mereka menargetkan sistem yang berkaitan dengan pertahanan nasional, urusan luar negeri, dan komunikasi adalah untuk mengumpulkan informasi sensitif dan memanipulasi kemajuan infrastruktur utama, kata NSB.
Selain serangan siber, laporan NSB juga menyebutkan bahwa badan intelijen Taiwan telah mendeteksi lebih dari 1,5 juta informasi kontroversial yang diposting melalui lebih dari 10.800 akun daring abnormal sejauh tahun ini.
NSB menuduh Tiongkok berada di balik kampanye tersebut, dengan mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagian besar menggunakan informasi kontroversial untuk "menggunakan Taiwan untuk menyerang Taiwan" dan "memperbanyak konten untuk memperkuat serangan mereka," kata NSB dalam laporan tersebut.
Sebagian besar akun, yang menyamar sebagai forum dan akun Facebook, menyebarkan data palsu untuk mempengaruhi opini publik, memperkuat konfrontasi internal di Taiwan, memuji Tiongkok, dan meningkatkan ketidakpercayaan terhadap Amerika Serikat.
Terkait taktik spionase Tiongkok, NSB mengatakan 24 individu telah didakwa atas keterlibatan mereka dalam spionase selama sembilan bulan pertama tahun 2025, termasuk 13 perwira militer yang sudah pensiun dan yang masih aktif.
Sebagian besar kasus melibatkan mantan perwira yang berusaha membujuk perwira aktif untuk bergabung dengan mereka guna mengumpulkan informasi rahasia dari pemerintah, kata NSB.
Dalam mengevaluasi taktik siber Tiongkok, NSB mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok serta badan keamanan nasional dan kepolisian telah mengorganisir jaringan terkoordinasi dan membentuk pasukan siber bersama masyarakat Tiongkok untuk melancarkan serangan siber ke Taiwan dan mengamankan informasi sensitif.
Operator serangan siber Tiongkok ini telah mengadopsi strategi ganda, menggabungkan infiltrasi tersembunyi dengan manipulasi politik untuk melakukan operasi psikologis yang bertujuan melemahkan kepercayaan publik Taiwan terhadap pemerintah, kata NSB.
Dengan pemilihan pemerintah daerah secara nasional yang akan datang pada tahun 2026, NSB mengatakan, PKT kemungkinan akan meningkatkan upayanya untuk campur tangan dalam urusan Taiwan, dan berjanji akan menyelidiki kejanggalan selama musim pemilu untuk memastikan proses tetap berjalan lancar.
Selesai/ja