Taipei, 13 Okt. (CNA) Pakar mengatakan Taiwan harus memperkuat perlindungan pekerja migran berupah rendah seiringan dengan upayanya untuk diakui sebagai negara maju, menyusul penangguhan impor Amerika Serikat (AS) dari Giant Manufacturing Co. yang berbasis di Taiwan atas dugaan kerja paksa.
Baca juga: Otoritas Taiwan bergerak pasca Giant Bicycles diblokir AS atas tudingan kerja paksa
Chen Li-yi (陳立儀), asisten profesor di Departemen Tenaga Kerja dan Sumber Daya Manusia Chinese Culture University di Taipei, mengatakan kepada CNA dalam sebuah wawancara bahwa jika ingin menganggap dirinya negara maju, Taiwan harus memastikan perlindungan hak asasi manusia pekerja migran.
Chen mengatakan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengeluarkan perintah penahanan pelepasan (WRO) pada September terhadap Giant untuk mendorong produsen sepeda terkemuka Taiwan tersebut menjadi contoh dengan menyediakan kondisi kerja yang lebih baik bagi pekerja migran.
Ia mengatakan sistem Taiwan untuk mengelola pekerja migran masih lebih menyerupai transaksi antarpemerintah dengan negara-negara Asia, berbeda dari negara-negara maju di mana hubungan kerja didasarkan pada perjanjian pribadi antara perusahaan dan pekerja.
Chen mengatakan bahwa pengalaman Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) dalam mendirikan lokasi produksi di AS menunjukkan bagaimana perbedaan budaya memengaruhi kondisi kerja.
"Banyak pekerja Taiwan berpikir membayar lembur untuk mempercepat kemajuan itu wajar, tetapi pekerja Amerika percaya hari libur seharusnya untuk beristirahat," katanya.
Lin Chun-yu (林君諭), asisten profesor di Departemen Pekerjaan Sosial Soochow University di Taipei, mengatakan kepada CNA bahwa pekerja asing yang bekerja di sektor produksi industri di Taiwan sudah menikmati perlindungan yang relatif lebih baik dibandingkan pekerja perawatan dan perikanan.
Ia mengatakan sikap Taiwan terhadap hak-hak pekerja migran benar-benar telah membaik, namun masih ada ruang untuk kemajuan, seraya menambahkan bahwa beberapa pekerja harus membayar biaya agensi tenaga kerja yang tinggi di negara asal mereka di bawah sistem kuota saat ini.
Menanggapi tindakan AS, Giant mengatakan pihaknya "Sama sekali tidak memiliki pekerja yang terikat utang" dan "Tidak pernah menyalahgunakan status pekerja migran yang kurang beruntung."
Selesai/ja