Oleh Christie Chen, Jay Chou, dan Jason Cahyadi, jurnalis staf CNA
Taiwan sedang meningkatkan upaya untuk menarik wisatawan Muslim, khususnya dari Indonesia, dengan rencana membuka kantor pariwisata di Jakarta tahun depan, seiring negara tersebut berupaya memanfaatkan salah satu pasar perjalanan keluar negeri dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Trust Lin (林信任), deputi perwakilan Taiwan di Indonesia, menggambarkan Indonesia sebagai pasar yang tidak bisa lagi diabaikan Taiwan, dengan bukan hanya menjadi pasar wisata Muslim terbesar di dunia, melainkan juga salah satu ekonomi dengan pertumbuhan paling stabil di kawasan.
"Bagi Taiwan, ini adalah lautan biru baru untuk pariwisata kami," kata Lin kepada CNA dalam wawancara di Jakarta.
Saat ini, lebih dari 200.000 warga Indonesia mengunjungi Taiwan setiap tahun, jumlah yang diperkirakan Lin akan meningkat seiring Taiwan memperkuat kehadiran dan upaya promosi di lapangan.
Taiwan juga secara konsisten menempati peringkat kedua atau ketiga secara global dalam survei destinasi pariwisata ramah Muslim, tambahnya.
Lin mengatakan ia melihat potensi pertumbuhan yang kuat pada wisata keluarga, turis kelas atas, perjalanan insentif perusahaan, dan program pendidikan bagi orang Tionghoa di Indonesia, serta meyakini produk pariwisata Taiwan sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan ini.
"Pengunjung bisa berbelanja, menikmati pegunungan dan sungai, serta merasakan budaya, semuanya di satu tempat. Dengan cara ini, produk pariwisata Taiwan sangat cocok dengan pasar Indonesia," ujar Lin.
"Taiwan siap. Yang kami butuhkan sekarang adalah dorongan terakhir dalam pemasaran," kata Lin, mencatat bahwa Direktorat Jenderal Pariwisata Taiwan sedang mempersiapkan pembukaan kantor pariwisata khusus di Jakarta pada 2026 untuk mempercepat jangkauan.
Sementara itu, Taiwan juga telah memperluas pertukaran pendidikan dengan Indonesia melalui beasiswa dan program khusus, kata Grace Ou (歐淑芬), direktur divisi pendidikan Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) di Indonesia.
Misalnya, pemerintah Taiwan meluncurkan inisiatif baru pada 2023 yang menawarkan program gelar ganda, di mana siswa dari Indonesia, Filipina, Vietnam, dan kini Thailand belajar dua tahun di negara asal mereka dan dua tahun di Taiwan, dengan tujuan memungkinkan mereka tinggal dan bekerja di Taiwan setelah lulus, ujarnya.
Indonesia mencatat jumlah pendaftaran tertinggi di antara negara peserta, dengan 460 siswa, menunjukkan minat kuat untuk mengejar pendidikan teknik dan vokasi melalui inisiatif ini, kata Ou.
"Setiap tahun terdapat 37 posisi Beasiswa Taiwan bagi mahasiswa Indonesia untuk menempuh studi dari jenjang sarjana hingga magister dan doktor, selain itu ada juga Beasiswa Bahasa Mandarin yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar bahasa Mandarin di Taiwan," ujarnya.
Ou menambahkan, saat ini di antara staf TETO, terdapat tiga orang yang pernah menerima Beasiswa Bahasa Mandarin Taiwan.
Di Indonesia juga terdapat dua pusat pendidikan Taiwan, yang menyediakan konsultasi profesional, dan mengadakan sosialisasi di berbagai jenjang sekolah, sementara setiap Agustus juga selalu diadakan Pameran Pendidikan Tinggi Taiwan, tambahnya.
Selesai/IF