Serikat tuntut kesejahteraan guru seiring banyak pelajar asing masuk kelas khusus SMK Taiwan

28/10/2025 16:35(Diperbaharui 28/10/2025 16:35)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Pixabay)
(Sumber Foto : Pixabay)

Taipei, 28 Okt. (CNA) The National Federation of Teachers Unions (NFTU) Taiwan hari Selasa (28/10) menyerukan agar pemerintah meninjau ketentuan demi meningkatkan kesejahteraan guru di tengah banyaknya pelajar diaspora di program kelas khusus sekolah menegah kejuruan (SMK).

NFTU dalam sebuah rilis pers menjelaskan bahwa sejak 2014 pemerintah telah meluncurkan "Program Pendidikan Vokasi 3+4 untuk Pelajar Diaspora", yang merekrut anak-anak keturunan Tionghoa di luar negeri untuk belajar tiga tahun di SMK lalu studi empat tahun di perguruan tinggi.

Dalam penurunan angka kelahiran di Taiwan, banyak SMK swasta berlomba membuka kelas jenis ini dan menarik pelajar keturunan Tionghoa berusia 16–22 tahun dari Asia Tenggara, hingga jumlah pendaftar baru setiap tahunnya dalam dua tahun terakhir melampaui 5.000 orang, kata NFTU.

NFTU menyoroti bahwa para pengajar di kelas khusus tersebut harus membantu pelajar mengatasi hambatan bahasa, melakukan adaptasi budaya, mengelola kehidupan sehari-hari, serta menyesuaikan diri dengan tantangan sistem belajar sambil bekerja yang dijalani siswa kejuruan.

Namun, gaji dan tunjangan yang diterima para guru sama sekali tidak sebanding dengan beban kerja sangat berat yang mereka tanggung, menurut federasi tersebut.

NFTU menegaskan bahwa kelas khusus bagi pelajar diaspora di sekolah swasta turut mewakili citra internasional Taiwan, sehingga guru di lapangan perlu mendapatkan kondisi kerja yang layak agar hak belajar para siswa juga tidak terpengaruh.

Sebagai solusi, federasi mengusulkan agar pemerintah meninjau ulang kebijakan terkait, termasuk menetapkan honor mengajar per jam di sekolah swasta tidak boleh lebih rendah dari institusi pendidikan negeri.

Pemerintah juga harus menyamakan jumlah jam mengajar institusi pendidikan swasta dengan negeri agar sekolah tidak sewenang-wenang memberi beban berlebih pada guru, kata NFTU.

Federasi juga meminta pemerintah menaikkan persentase iuran pensiun dari 12 persen menjadi 15 persen untuk menjamin kesejahteraan guru setelah purnabakti.

NFTU menekankan bahwa hanya dengan benar-benar mewujudkan keadilan dalam pendidikan, Taiwan dapat menciptakan lingkungan edukasi yang lebih menarik serta memperkuat daya saing sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan penurunan angka kelahiran dan persaingan global.

(Oleh Chen Chih-chung dan Jason Cahyadi)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.