Wapres: Taiwan cegah perang di tengah ancaman Tiongkok

28/10/2025 18:58(Diperbaharui 28/10/2025 18:58)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Wakil Presiden Hsiao Bi-khim. (Sumber Foto : CNA, 28 Oktober 2025)
Wakil Presiden Hsiao Bi-khim. (Sumber Foto : CNA, 28 Oktober 2025)

Taipei, 28 Okt. (CNA) Taipei melakukan segala upaya untuk mencegah perang di tengah meningkatnya ancaman dari Beijing, kata Wakil Presiden Hsiao Bi-khim (蕭美琴) dalam sebuah wawancara dengan penyiar Jerman ARD.

Dalam wawancara selama 20 menit yang ditayangkan hari Senin (waktu setempat), Hsiao membandingkan Taiwan dengan seekor kucing, yang lincah dan waspada di bawah kondisi sulit namun mampu membela diri, dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk memperlakukan negara tersebut dengan itikad baik.

Ia mengatakan Taiwan tidak akan selalu mundur menghadapi tekanan militer yang meningkat, perang kognitif, dan pemaksaan ekonomi-politik dari Tiongkok. Ia menekankan bahwa rakyat Taiwan bertekad untuk mempertahankan kebebasan dan kedaulatan mereka.

Taiwan harus terus memperkuat kemampuan pertahanannya, tambah Hsiao.

Mengenai kredensial demokrasi negara tersebut, ia mengatakan "Taiwan, atau Republik Tiongkok (R.O.C.) (pemerintah) menurut Konstitusi" telah lama ada dan dipilih melalui proses demokratis, menegaskan kembali bahwa kedaulatan Taiwan adalah milik rakyatnya.

Hsiao menyatakan keterbukaan untuk berdialog dengan Beijing berdasarkan saling menghormati dan kesetaraan, dengan mencatat bahwa stabilitas lintas selat menguntungkan kedua belah pihak dan komunitas global.

Di bidang ekonomi, Hsiao mengatakan banyak perusahaan Taiwan telah mendiversifikasi operasinya untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, dan mendorong perusahaan Jerman untuk mengadopsi strategi yang sama.

Dengan menarik paralel dengan konflik Rusia-Ukraina, Hsiao memperingatkan bahwa agresi tidak menghasilkan pemenang sejati. Ia menekankan pentingnya negara-negara demokratis untuk bersatu menjaga kebebasan dan institusi yang tangguh.

Hsiao menyoroti Jerman sebagai mitra dagang Eropa terpenting bagi Taiwan, seraya menambahkan bahwa kerja sama di bidang semikonduktor dan mikroelektronika dapat semakin dalam di tengah bangkitnya kecerdasan buatan.

Ia menutup dengan mendesak Eropa untuk memperhatikan keamanan Indo-Pasifik. Beijing harus terus diingatkan bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan melayani kepentingan global, dan setiap ancaman dapat mengganggu perdagangan internasional dan rantai pasokan.

(Oleh Lin Shang-ying, Chao Yen-hsiang, dan Jennifer Aurelia)  

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.