Taipei, 27 Okt. (CNA) Kementerian Luar Negeri (MOFA) pada Minggu (26/10) menyatakan penyesalan mendalam setelah Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong (黃循財) menegaskan kembali penolakan negaranya terhadap "kemerdekaan Taiwan" dalam pertemuan dengan pejabat senior Tiongkok.
Dalam pertemuan antara Wong dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang (李強) di negara kota tersebut pada Sabtu, keduanya membahas perkembangan lintas Selat Taiwan, menurut pernyataan yang dikeluarkan kementerian luar negeri Singapura.
"Perdana Menteri Wong menegaskan kembali bahwa Singapura memiliki kebijakan 'Satu Tiongkok' yang jelas dan konsisten serta menentang kemerdekaan Taiwan," kata pernyataan kementerian luar negeri Singapura.
Sebagai tanggapan, MOFA pada Minggu mengatakan telah menjadi "Fakta objektif dan pengetahuan umum yang dimiliki banyak orang" bahwa Taiwan adalah negara merdeka dan berdaulat, dengan kinerja terdepan di dunia dalam hal kebebasan politik, pembangunan ekonomi, dan daya saing global.
"Masa depan Taiwan hanya dapat diputuskan oleh rakyat Taiwan," kata MOFA dalam sebuah pernyataan.
MOFA mengatakan bahwa Singapura seharusnya menghormati fakta bahwa Republik Tiongkok (ROC) adalah negara berdaulat dan tidak membuat pernyataan yang dapat "Melukai persahabatan jangka panjang antara kedua negara."
Seperti kebanyakan negara di dunia, Singapura menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan bukan dengan ROC (Taiwan).
Meskipun tidak ada hubungan resmi, Taipei dan Singapura memiliki kolaborasi informal dan ekonomi yang erat.
Taiwan dan Singapura menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi (ASTEP) pada 7 November 2013, yang mulai berlaku pada 19 April 2014. Perjanjian ekonomi komprehensif ini memperkuat perdagangan dan investasi bilateral.
Berdasarkan sebuah perjanjian tahun 1975, tentara Singapura dikirim ke Taiwan untuk pelatihan militer, mengingat keterbatasan lahan dan ruang udara di negara mereka sendiri.
Selesai/IF