Taipei, 19 Okt. (CNA) Chung-Hua Institution for Economic Research (CIER) pada Jumat (17/10) secara signifikan menaikkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Taiwan untuk tahun 2025 menjadi 5,45 persen, didorong oleh permintaan global yang terus meningkat terhadap produk terkait kecerdasan buatan (AI) dan ekspor yang tetap kuat.
Prakiraan baru ini menunjukkan revisi besar dari prediksi sebelumnya sebesar 3,05 persen yang dikeluarkan pada Juli, menjadikan CIER lembaga kajian lokal pertama yang menaikkan estimasi pertumbuhan ekonomi Taiwan di atas 5 persen.
Presiden CIER, Lien Hsien-ming (連賢明), mengatakan ekonomi Taiwan telah tampil "Lebih baik dari yang diharapkan," sejalan dengan komentar optimis yang disampaikan dalam konferensi investor Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) sehari sebelumnya.
Menurut CIER, pertumbuhan pada paruh pertama tahun ini mencapai 6,75 persen, didorong oleh percepatan pengiriman di awal tahun menjelang tarif yang diperkirakan akan diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump dan oleh melonjaknya permintaan semikonduktor global yang didorong oleh aplikasi AI.
Pertumbuhan diperkirakan tetap kuat di angka 5,82 persen pada kuartal ketiga sebelum melambat menjadi 2,71 persen pada kuartal keempat, sehingga pertumbuhan sepanjang tahun diperkirakan mencapai 5,45 persen, menurut CIER.
Meskipun risiko tarif masih ada, Lien menggambarkan prospek lembaga pemikirtersebut sebagai "optimis dengan kehati-hatian."
Inflasi diperkirakan akan menurun, dengan indeks harga konsumen (CPI) naik sebesar 1,81 persen pada 2025. Nilai tukar dolar Taiwan diprediksi menguat menjadi rata-rata NT$30,91 per dolar AS, atau naik 3,88 persen dibandingkan 2024, seiring dengan penurunan suku bunga di Amerika Serikat.
CIER menjelaskan bahwa proyeksi sebelumnya sempat dibayangi ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS, namun negosiasi dagang dan penundaan sementara penerapan tarif telah mendorong pemulihan perdagangan serta aktivitas industri global yang lebih kuat dari perkiraan.
Ekspor Taiwan melonjak sepanjang tiga kuartal pertama 2025, didukung oleh meningkatnya impor untuk investasi dan pertumbuhan ekspor barang serta jasa. Untuk 2025, CIER memperkirakan ekspor akan tumbuh 26,59 persen dan impor 27,3 persen.
Lien menambahkan bahwa ketegangan antara AS dan Tiongkok masih menjadi risiko, meski pembicaraan yang akan digelar pada KTT APEC diharapkan dapat memperjelas prospek perdagangan. Namun, ia mengingatkan bahwa negosiasi dagang biasanya berjalan lambat dan hasilnya tidak pasti.
CIER menilai potensi pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Tiongkok kemungkinan hanya berdampak kecil terhadap industri semikonduktor Taiwan, karena perusahaan chip tidak banyak menggunakan bahan tersebut.
Melihat ke depan, CIER memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Taiwan pada 2026 mencapai 2,55 persen, melambat dibandingkan tahun ini yang menjadi basis pertumbuhan tinggi.
Selesai/IF