Taipei, 24 Des. (CNA) Pengadilan baru-baru ini mengumumkan mereka telah menyetujui permohonan deklarasi kematian sepasang suami-istri berkewarganegaraan ganda Australia-Singapura, yang diduga terjebak di Taman Nasional Taroko di Kabupaten Hualien saat gempa besar 3 April 2024 melanda.
Pasangan tersebut hilang kontak pasca gempa, saat mereka pergi berwisata ke Taman Nasional Taroko pada 3 April. Rekaman bus wisata yang mereka tumpangi menunjukkan mereka turun di Stasiun Shakadang.
Petugas penyelamat Departemen Pemadam Kebakaran Kabupaten Hualien, bekerja sama dengan relawan, memperkirakan bahwa berdasarkan waktu dan kecepatan berjalan orang biasa, pasangan itu mungkin berada di sekitar 1,5 kilometer Jalur Shakadang, dekat Wujianwu.
Karena lokasi tersebut berada di titik longsoran, beberapa pencarian dilakukan namun tidak membuahkan hasil. Pencarian semakin sulit karena tanah dan batu longsor.
Dua belas hari pascagempa, dengan kesepakatan keluarga, pencarian dihentikan sementara hingga ada bukti yang lebih jelas untuk melanjutkannya.
Keluarga dari pasangan suami istri yang hilang tersebut kemudian mengajukan permohonan kepada Kejaksaan Distrik Hualien untuk mengonfirmasi kematian dan waktu kematian mereka, menyertakan cuplikan gambar dari video saat mereka turun dari bus dan informasi terkait lainnya.
Kejaksaan mengajukan permohonan ke pengadilan yang kemudian menyetujuinya.
Pengadilan Distrik Hualien, setelah mempertimbangkan berbagai bukti, menyimpulkan bahwa pasangan suami-istri tersebut telah meninggal dunia pada 3 April pukul 12 siang.
Kejaksaan Distrik Hualien mengadakan sidang penyelidikan sementara dengan keluarga korban, menjelaskan peraturan hukum terkait deklarasi kematian, dan menyerahkan surat keputusan deklarasi serta sertifikat kematian yang telah disahkan.
Meskipun telah diumumkan sebagai korban tewas, keluarga masih berharap untuk dapat melanjutkan pencarian terhadap keduanya di masa mendatang.
Gempa besar di Hualien ini telah menyebabkan setidaknya 17 korban tewas, dengan jumlah terbanyak ada di Jalur Shakadang, mencapai delapan orang.
(Oleh Chang Chi dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF