TINIDA, asosiasi imigran baru Indonesia yang fokus pada pertukaran budaya dan advokasi

30/09/2025 16:53(Diperbaharui 30/09/2025 16:53)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

TINIDA menghadiri acara penerimaan tunjangan Direktorat Jenderal Imigrasi Taiwan. (Sumber Foto : CNA, 20 September 2025)
TINIDA menghadiri acara penerimaan tunjangan Direktorat Jenderal Imigrasi Taiwan. (Sumber Foto : CNA, 20 September 2025)

Taipei, 30 Sep. (CNA) Taiwan Indonesia New Migrant Development Association (TINIDA 台灣印尼新住民發展協會) menjadi salah satu asosiasi imigran baru asal Indonesia yang ada di Taiwan yang berdiri sejak 2018 dan fokus pada pertukaran budaya, pemberdayaan, serta advokasi keluarga imigran baru di Taiwan, terutama yang berasal dari Indonesia.

Adalah Riana Anwar (洪晶晶), inisiator yang kini menjabat sebagai direktur dari TINIDA. Ditemui oleh CNA dalam sebuah acara imigran baru di Taipei, baru-baru ini, Riana menyebut asosiasi ini ia gagas untuk jadi jembatan bagi para imigran baru asal Indonesia yang ada di Taiwan.

Baca juga: NIA salurkan NT$4,62 juta bantu 49 kelompok imigran baru wujudkan mimpi

Riana, asal Medan, Sumatera Utara, sudah menetap di Taiwan selama 23 tahun setelah menikah dengan seorang warga lokal. Selama tujuh tahun terakhir, ia mendedikasikan dirinya untuk asosiasi yang ia dirikan.

“Di awal pendirian (kegiatan asosiasi) tidak terlalu lancar karena ada pandemi COVID-19. Tetapi kemudian di dua tiga tahun terakhir ini kami mulai aktif menggelar atau berpartisipasi dalam sejumlah acara dan kegiatan,” kata Riana.

Salah satu acara yang TINIDA gelar di antaranya adalah pameran budaya Indonesia bertajuk “Warna Warni”. Pameran ini mendapatkan tunjangan dari Direktorat Jenderal Imigrasi Taiwan dalam bidang pendidikan dan seni budaya untuk “Program Merajut Impian bagi Penduduk Imigran Baru dan Anak-anaknya” 

Salah satu anggota TINIDA sedang mengajar bahasa Indonesia kepada warga Taiwan. (Sumber Foto : TINIDA)
Salah satu anggota TINIDA sedang mengajar bahasa Indonesia kepada warga Taiwan. (Sumber Foto : TINIDA)

Kegiatan “Warna Warni” antara lain memperkenalkan alat musik tradisional seperti angklung, serta menampilkan kebaya dan kuliner khas Nusantara dalam berbagai kegiatan komunitas.

Di bidang pemberdayaan, TINIDA juga rutin menggelar kegiatan seperti pelatihan memasak, perawatan kecantikan, hingga pengajaran bahasa.

“Jadi kalau ada yang mau mengenal budaya Indonesia silakan datang ke kami,” kata Riana yang tinggal di Tainan ini.

Adapun di bidang advokasi, TINIDA menerima pengaduan terkait permasalahan keluarga atau konsultasi terkait bimbingan pendidikan, izin tempat tinggal, bantuan kesulitan pekerjaan, dan lain sebagainya.

“Kami siap membantu semua imigran baru, bukan hanya Indonesia, termasuk pekerja migran Indonesia juga, asal mereka tidak sungkan mencari kami,” kata Riana.

Menurut Riana, saat ini anggota asosiasinya berjumlah lebih dari 100 orang dan mereka tidak hanya berasal dari Indonesia tetapi juga dari Tiongkok, Thailand, hingga Vietnam.

“Tetapi paling banyak dari Indonesia. Karena kita satu keluarga dan sudah tinggal di sini, jadi bagaimana pun kami sudah menjadi satu kesatuan imigran baru di Taiwan,” ujar Riana.

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/ja

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.