Presiden Lai peringatkan ancaman otoriter dalam acara sampingan Sidang Umum PBB

25/09/2025 13:04(Diperbaharui 25/09/2025 13:04)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Presiden Lai Ching-te menyampaikan pidato yang telah direkam sebelumnya pada Konferensi Tahunan Concordia 2025, yang disiarkan hari Rabu di New York. (Sumber Foto : Kantor Kepresidenan)
Presiden Lai Ching-te menyampaikan pidato yang telah direkam sebelumnya pada Konferensi Tahunan Concordia 2025, yang disiarkan hari Rabu di New York. (Sumber Foto : Kantor Kepresidenan)

Taipei, 25 Sep. (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德) hari Rabu (24/9) memperingatkan bahwa ekspansi rezim otoriter sedang merusak tatanan internasional dan mendesak negara-negara demokrasi untuk memperkuat kerja sama sebagai respons.

Dalam pidato yang direkam sebelumnya untuk Konferensi Tahunan Concordia 2025, Lai mengatakan bahwa "Tatanan internasional sedang dirusak" seiring dengan "Meningkatnya ketegangan geopolitik dan konvergensi serta ekspansi rezim otoriter."

"Masyarakat demokratis kini semakin menjadi sasaran disinformasi dan bentuk-bentuk campur tangan eksternal lainnya, yang menimbulkan tantangan serius bagi perdamaian global," ujarnya dalam sambutan yang disiarkan pada konferensi tersebut Rabu malam waktu Taipei.

Lai menyerukan persatuan di antara negara-negara demokratis, dengan menekankan bahwa "Memperdalam kemitraan demokratis adalah satu-satunya jalan untuk menjaga perdamaian abadi dan membangun dunia yang stabil dan sejahtera."

Lai juga menyatakan keinginan Taiwan untuk terus bekerja sama dengan komunitas internasional meskipun dikecualikan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Taiwan, yang secara resmi dikenal sebagai Republik Tiongkok (ROC), kehilangan kursi PBB-nya kepada Republik Rakyat Tiongkok pada 1971 dan sejak itu dilarang berpartisipasi dalam badan dunia tersebut dan lembaga-lembaga terafiliasinya atas larangan Beijing.

"Meski Taiwan tidak termasuk dalam sistem PBB, kami secara konsisten membuktikan melalui tindakan kami bahwa Taiwan adalah mitra yang dapat diandalkan dalam komunitas internasional," ujarnya.

Taiwan sedang berupaya memperkuat aliansi demokratis, memperkuat ketahanan rantai pasok global, dan meningkatkan kemampuan pertahanan negara seiring dengan meningkatnya "Intimidasi militer, perang informasi, dan ancaman gabungan lainnya" dari Tiongkok, kata Lai.

"Posisi kami jelas: membuat Taiwan semakin tangguh dan aman agar pertahanan demokrasi global menjadi semakin kuat," tambahnya.

Pidato rekaman Lai ini menandai kali kedua ia berbicara sebagai presiden Taiwan di konferensi Concordia, sebuah forum yang setiap tahun mempertemukan para pemimpin dunia, eksekutif bisnis, dan tokoh masyarakat sipil selama pekan Sidang Umum PBB.

Konferensi tahun ini diadakan pada 21-24 September di New York, dengan pembicara seperti Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Christopher Landau, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi, dan mantan Perdana Menteri Inggris Raya Theresa May.

Menurut penyelenggara, Kantor Ekonomi dan Budaya Taipei (TECO) bertindak sebagai Mitra Program Inti untuk konferensi tahun 2025.

(Oleh Teng Pei-ju dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.