Berita Pilihan Taiwan Berbahasa Indonesia EP4

22/12/2025 16:57(Diperbaharui 22/12/2025 16:57)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Berikut berita pilihan Taiwan berbahasa Indonesia CNA edisi keempat:

Penyerangan pisau dan granat asap di Taipei makan tiga korban

Berita pertama, serangan acak dengan pisau dan granat asap di Taipei pada 19 Desember telah memakan tiga korban jiwa, sementara tersangka meninggal diduga usai melompat dari gedung.

Insiden penyerangan acak, terjadi di Taipei. Tersangka, pria berusia 27 tahun, pertama kali melempar granat asap di MRT Taipei Main Station sekitar pukul 5 sore. Seorang pria berusia 57 tahun tewas ditikam setelah berusaha menghentikan tersangka.

Tersangka, yang membawa molotov, mengenakan sesuatu yang tampak seperti rompi antipeluru, masker, dan membawa pisau panjang, dan setelah itu beranjak ke dekat Stasiun MRT Zhongshan. Ia menikam beberapa orang, menewaskan dua di antaranya. Tersangka tewas setelah melompat dari lantai enam Eslite Spectrum Nanxi.

Hingga beberapa hari pasca insiden, warga terus berdatangan ke tempat kejadian untuk meletakkan bunga untuk para korban.

Kejaksaan mengatakan tersangka berada di bawah surat penangkapan karena tidak melapor untuk pelatihan militer cadangan. Pihak berwenang juga menggeledah tempat yang disewanya di Distrik Zhongzheng dan menemukan bahan baku bom molotov, serta menyita satu tablet. Dari hotel tempatnya menginap dua hari sebelum aksi, polisi menyita satu laptop dan dua tablet.

Namun, karena tersangka melakukan pembakaran sehingga sebagian tablet mengalami kerusakan, pihak berwenang sedang berusaha melakukan pemulihan data. Sedari awal, telah ditemukan berkas yang menunjukkan tersangka melakukan kejahatan ini dengan perencanaan matang.

Kepolisian juga menggeledah rumah keluarga tersangka di Taoyuan dan membawa orang tuanya ke Taipei untuk diinterogasi. Pihak berwenang berhasil menemukan beberapa barang yang relevan, termasuk laptop dan ponsel lamanya.

Menanggapi serangan ini, Presiden Lai Ching-te mengatakan pemerintah Taiwan akan menurunkan lebih banyak polisi di area publik yang ramai.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan juga meluncurkan program dukungan kesehatan mental yang menawarkan tiga sesi konseling gratis bagi mereka yang terdampak insiden ini. Pejabat kementerian mengatakan kepada CNA bahwa program ini juga terbuka bagi warga asing, termasuk pekerja migran.

Festival tarian budaya dan penghargaan relawan Guangfu untuk PMI di Keelung

Beralih ke Kota Keelung. Festival Tarian Budaya dan Apresiasi Relawan Guangfu untuk warga Indonesia digelar pada 21 Desember, dihadiri sebanyak 1.000 penonton.

Berbagai tarian Indonesia memeriahkan suasana Keelung Transit Station, dalam acara yang dihelat Chang Gung University of Science and Technology atau CGUST.

Kegiatan juga diisi pemberian penghargaan kepada 40 relawan PMI yang membantu banjir bandang di Desa Guangfu, Kabupaten Hualien akibat Taifun Ragasa pada September.

Dedi, ketua panitia, mengatakan tujuan acara ini adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia, dan menjadi wujud ucapan terima kasih dari universitas kepada relawan Guangfu, khususnya para PMI.

Kegiatan juga diisi doa memperingati Hari Ibu dan korban bencana banjir di Sumatera, hingga dilanjutkan dengan acara menari bersama, kemudian sikap khidmat menyanyikan lagu nasional. Penonton juga digebrak penampilan Singo Barong Reog Taiwan yang dinanti-nanti.

Weng Cheng-hsing, seorang profesor di CGUST mengatakan ia mengapresiasi bantuan teman-teman Indonesia yang turut terjun langsung saat bencana di Hualien.

Taiwan kejar pengakuan tertinggi WHO atas upaya tekan hepatitis C

Selanjutnya, Presiden Lai Ching-te pada 17 Desember mengatakan Taiwan akan mengajukan permohonan sertifikasi Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, atas keberhasilannya dalam mencegah dan mengobati hepatitis C.

Taiwan meyakini telah memenuhi kriteria sertifikasi tingkat emas dalam sebuah kerangka WHO yang bertujuan menurunkan infeksi hepatitis baru dan kematian terkait hepatitis secara global dibandingkan tahun 2015.

Presiden Lai mengatakan Taiwan telah mengambil banyak langkah untuk mengurangi prevalensi hepatitis C, mulai dari mendirikan kantor pencegahan tingkat nasional hingga memasukkan obat antivirus kerja langsung terbaru ke sistem asuransi kesehatan nasional.

Oleh karena itu, Lai mengatakan Taiwan pada akhir tahun ini akan mengajukan permohonan ke Kantor Regional WHO untuk Pasifik Barat guna mengesahkan eliminasi hepatitis C, untuk menunjukkan kepada dunia tekad Taiwan dalam menjaga kesehatan masyarakat dan berbagi strategi serta pengalaman Taiwan.

Namun, Taiwan mungkin tidak memenuhi syarat untuk sistem validasi negara WHO, karena mereka tidak mengakui Taiwan sebagai negara.

(Oleh Jason Cahyadi dan Jennifer Aurelia)

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.