Taipei, 19 Des. (CNA) Tim pelajar Taiwan meraih tiga medali perak dan satu perunggu dalam World Innovative Science Project Olympiad (WISPO) yang digelar Indonesia Scientific Society (ISS) di Bali baru-baru ini.
Prestasi tersebut diraih empat karya tim sekolah menengah atas (SMA) hingga kejuruan (SMK) yang diseleksi National Taiwan Science Education Center (NTSEC) melalui Taiwan International Science Fair (TISF) 2025, kata NTSEC dalam sebuah rilis pers.
Dalam kompetisi kategori rekayasa dan teknologi, terdapat tiga karya tim Taiwan yang diikutsertakan dan berhasil meraih dua medali perak serta satu perunggu.
Peraih medali perak, Lin Hsuan-yu (林炫宇) dan Chuang Chia-wei (莊家瑋) dari SMA Negeri Hualien, mengkaji potensi kerentanan model suara terhadap inferensi balik, yang dapat mengungkap karakteristik penutur.
Mereka kemudian mengusulkan strategi pertahanan seperti pembatasan panjang suara tertentu dan penambahan gangguan acak, untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan privasi dalam teknologi berbasis suara.
Peraih perak lainnya, siswa SMA Putri Taipei Pertama, Chen Chih-wei (陳知微), berhasil mengusulkan metode deteksi gelombang gravitasi yang lebih presisi dan efektif, sekaligus memberikan arah optimalisasi bagi riset di masa depan.
Hal ini ia kemukakan dari memproses sinyal observasi dan simulasi dari basis data terbuka, serta menerapkan berbagai algoritma pembelajaran mesin untuk analisis perbandingan.
Tim lulusan SMK Nei-Hu Kota Taipei, Lai Kuan-ming (賴冠銘), Chang Yu-ming (張友銘), dan Peng Nien-tsu (彭念祖), mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), mekanika, dan teknologi elektronik untuk mengembangkan sistem robot yang dapat membaca notasi musik dan memainkan seruling bambu.
Robot tersebut mampu meniru bentuk mulut, kecepatan aliran udara, serta koordinasi jari saat manusia meniup seruling, dan menggunakan model pembelajaran mendalam multitugas untuk mengonversi partitur menjadi perintah permainan, sehingga berhasil menghasilkan alunan musik yang indah dan meraih medali perunggu.
Pada kategori ilmu lingkungan, lulusan SMA Huajiang Kota Taipei, Lin Hsing-chieh (林幸潔), meraih perak setelah merekam suara halus kepakan sayap nyamuk menggunakan kotak perekam buatan sendiri, lalu melakukan eksperimen pemancingan dengan suara kepakan yang nyata maupun disimulasikan.
Penelitian ini diterapkan pada studi peletakan telur serta pengembangan alat penangkap buatan sendiri, yang membantu pengendalian nyamuk penular demam berdarah sekaligus mengedepankan prinsip ramah lingkungan.
Menurut buku panduannya, WISPO adalah adalah kompetisi proyek sains untuk siswa dan mahasiswa yang
diluncurkan selama pandemi COVID-19, dan tahun ini, memasuki edisi keenamnya, terdiri dari kategori sains dan matematika, rekayasa dan teknologi, sains lingkungan, serta energi.
NTSEC juga menyampaikan TISF 2026 akan dibuka pada 3 Februari tahun depan, dengan 171 karya dalam negeri telah lolos ke tahap penilaian lanjutan, sementara jumlah tim luar negeri yang berpartisipasi diperkirakan melebihi 25 negara.
(Oleh Phoenix Hsu dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF