Taipei, 3 Jun. (CNA) Sekitar 40 persen dari pengiriman ikan croaker kuning kecil seberat 1.000 kilogram yang diimpor dari Tiongkok dan mengandung obat hewan terlarang enrofloxacin telah berhasil ditarik kembali, demikian dilaporkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Taiwan (TFDA) pada hari Senin (2/6).
Pengiriman seberat 1.000 kilogram tersebut telah sepenuhnya didistribusikan ke gerai ritel di seluruh Taiwan, kata TFDA, dan upaya penarikan kembali masih terus dilakukan menurut lembaga tersebut, namun belum jelas berapa banyak dari pengiriman tersebut yang telah terjual ke konsumen akhir.
Hanya ikan kecil kuning dari Tiongkok yang dinyatakan positif dari 453 sampel unggas, ternak, dan produk perikanan yang diuji untuk residu obat oleh otoritas kesehatan pada bulan Maret dan April, kata TFDA.
Batch tersebut diimpor oleh A-Quan Frozen Aquatic Products Co. di Tainan.
Otoritas kota telah mendenda perusahaan tersebut sebesar NT$240.000 (Rp 130 juta) karena melanggar Undang-Undang Pengelolaan Keamanan dan Sanitasi Pangan, menurut TFDA.
Di Taiwan, obat hewan ini disetujui untuk digunakan pada sapi, babi, dan unggas tetapi tidak pada produk perikanan, kata Direktur Pusat Administrasi Regional TFDA Chen Tzu-ling (陳姿伶) kepada CNA melalui telepon.
Pada musim panas 2024, satu kelompok ikan besar kuning beku yang diimpor dari Tiongkok oleh perusahaan Tainan yang sama juga dinyatakan positif mengandung enrofloxacin, kata Chen.
Dikarnakan ini merupakan pelanggaran kedua perusahaan dalam satu tahun, denda dasar dinaikkan menjadi NT$120.000, sesuai peraturan, dan kegagalan perusahaan untuk melakukan inspeksi mandiri sebagaimana diwajibkan hanya menambah jumlah denda menjadi total NT$240.000, kata Chen.
Sebagai akibat dari kasus ketidakpatuhan terbaru ini, ikan kecil kuning yang diimpor dari Tiongkok kini akan dikenakan tingkat inspeksi 20-50 persen di perbatasan, bukan standar 2-10 persen, menurut Chen.
Enrofloxacin adalah agen antibakteri sintetis. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan saluran pencernaan dan, dalam kasus yang parah, berpotensi merusak fungsi ginjal, menurut TFDA.
Selesai/ML
