Taipei, 11 Jan. (CNA) Jumlah orang yang jatuh sakit dalam insiden keracunan makanan yang dicurigai berasal dari INPARADISE cabang Breeze Xinyi di Taipei meningkat menjadi 53, kata Departemen Kesehatan Kota Taipei pada Kamis (9/1).
Insiden keracunan tersebut, yang mempengaruhi orang-orang yang makan di restoran prasmanan mewah tersebut pada 5-6 Januari, terungkap pada Selasa setelah semakin banyak pengunjung mengalami gejala seperti muntah, sakit perut, dan diare.
Baca juga: Sebanyak 19 orang diduga alami keracunan makanan dari INPARADISE Taipei
Beberapa rumah sakit melaporkan sekelompok kasus terkait kepada otoritas kesehatan Taipei pada Selasa, yang memerintahkan restoran tersebut untuk ditutup pada hari itu juga.
Dalam sebuah siaran pers hari Kamis, Departemen Kesehatan Taipei mengatakan bahwa pejabatnya telah mengunjungi INPARADISE sebelumnya pada hari itu sebagai bagian dari investigasi epidemiologi terhadap insiden tersebut dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Direktorat Jenderal Makanan dan Obat-obatan.
Jika restoran terbukti menjadi sumber penyakit tersebut, mereka dapat dikenakan denda antara NT$60.000 (Rp30 juta) hingga NT$200 juta, sesuai Pasal 15 Undang-Undang Keamanan dan Sanitasi Makanan, menurut pernyataan departemen tersebut.
Berdasarkan gejala para korban, tampaknya mereka menderita norovirus, yang merupakan penyebab paling umum gastroenteritis yang sulit dibunuh dengan pembersih tangan berbasis alkohol, kata departemen tersebut.
Untuk mencegah penularan, mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air serta mendisinfeksi permukaan dengan larutan pemutih sangat dianjurkan, menurut siaran pers tersebut.
Lin Kuan-chen (林冠蓁), kepala Divisi Makanan dan Obat-obatan departemen tersebut, mengatakan hasil tes dari sampel lingkungan dan tangan karyawan di restoran diperkirakan akan siap dalam 1-2 pekan.
Sementara itu, Lin mengatakan pemerintah kota telah menolak "Beberapa" permintaan oleh restoran tersebut untuk membuka kembali operasionalnya.
Pemerintah Kota Taipei akan mempertimbangkan evaluasi permintaan hanya setelah melewati periode 24 jam tanpa laporan kasus keracunan makanan baru, ujarnya.
Selesai/JA