Taipei, 18 Nov. (CNA) Hasil survei kepuasan hidup yang diisi oleh anak-anak Taiwan menurun untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2024, level terendah yang pernah dicatat, menurut survei tahunan yang dilakukan oleh Child Welfare League Foundation (CWLF) yang dirilis pada Senin (18/11).
Dalam "Survei Perilaku Kesehatan Anak Usia Sekolah (HBSC) 2024," CWLF menemukan bahwa skor kepuasan hidup subjektif untuk anak-anak Taiwan di kelas 5-9 (usia 11 hingga 15 tahun) hanya 68 dari 100, turun 5,5 poin dari tahun lalu dan 11,2 poin dari tahun 2017.
Skor tersebut juga tujuh poin di bawah rata-rata internasional, kata CWLF.
CWLF menyalahkan skor rendah tersebut akibat beberapa faktor, termasuk peningkatan perasaan alienasi psikologis, stres dari sekolah, tidur yang tidak cukup dan kecanduan perangkat digital, yang menurutnya dibuktikan oleh pertanyaan-pertanyaan yang ditargetkan dalam survei tersebut.
Dalam hal alienasi psikologis dan kesepian, 37,4 persen anak-anak mengatakan mereka setuju dengan pernyataan "Jika saya tidak ada di dunia, itu tidak akan membuat perbedaan."
Sementara 13,7 persen lainnya menggambarkan diri mereka "Tidak bahagia" dengan kehidupan mereka saat ini, menurut survei tersebut.
Faktor lainnya berkaitan dengan rutinitas sehari-hari anak-anak.
Misalnya, tiga perempat (75,9 persen) anak-anak mengatakan mereka merasa stres dengan pekerjaan sekolah mereka, naik lebih dari 30 poin persentase dari 44,5 persen yang dilaporkan tahun lalu, menurut survei tersebut.
Namun, CWLF tidak menunjukkan apakah mereka melihat peningkatan tersebut sebagai anomali statistik atau terkait dengan tren atau perubahan tertentu dalam sistem pendidikan Taiwan.
Anak-anak juga melaporkan tidur rata-rata 8,01 jam pada hari kerja dan 9,59 jam pada akhir pekan, berada di ujung bawah 8 hingga 10 jam tidur sehari yang direkomendasikan oleh ahli untuk anak-anak berusia 13 hingga 18 tahun, kata yayasan tersebut.
Dalam hal keterlibatan anak-anak dengan perangkat digital, 20,8 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka bermain game berbasis layar setidaknya enam jam sehari, sementara 9,4 persen bermain lebih dari delapan jam.
Selain itu, hampir seperempat anak-anak (24,5 persen) telah begitu terpaku pada permainan sehingga mereka tidak bisa memikirkan hal lain, sementara jumlah yang serupa telah kesulitan mengurangi waktu layar bahkan setelah diminta, menurut survei tersebut.
Sementara itu, survei tersebut juga membahas beberapa perkembangan positif dalam bidang hubungan keluarga, kata CWLF.
Misalnya 70,8 persen anak-anak mengatakan mereka merasa bisa berbicara dengan ibu mereka tentang perasaan mereka, 55,4 persen merasa mereka bisa berbicara dengan ayah mereka.
Sebanyak 63 persen responden mengatakan mereka berbagi setidaknya satu makanan per hari dengan keluarga mereka, kata yayasan tersebut, menambahkan bahwa masing-masing dari tiga metrik tersebut telah naik "Secara substansial" selama setahun terakhir.
CWLF belum merilis detail metodologi survei tersebut. Namun, pada tahun-tahun sebelumnya, mereka telah menggunakan ukuran sampel setidaknya 1.500 siswa seperti yang direkomendasikan oleh WHO, yang bekerja sama dengan lebih dari 50 negara untuk melakukan survei HBSC setiap empat tahun.
Selesai/JA
