Presiden Lai: Kesiapsiagaan militer adalah cara terbaik untuk hindari perang

05/12/2025 17:49(Diperbaharui 05/12/2025 17:49)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Presiden Lai Ching-te diwawancarai untuk sebuah segmen yang ditayangkan di The New York Times DealBook Summit pada hari Rabu (waktu AS). (Sumber Foto : Dokumentasi Kantor Kepresidenan)
Presiden Lai Ching-te diwawancarai untuk sebuah segmen yang ditayangkan di The New York Times DealBook Summit pada hari Rabu (waktu AS). (Sumber Foto : Dokumentasi Kantor Kepresidenan)

Taipei, 5 Des. (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德) mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media AS bahwa Taiwan sedang "bekerja berdampingan" dengan negara-negara demokrasi lainnya untuk mencegah invasi Tiongkok dan "persiapan yang kuat adalah cara terbaik untuk menghindari perang dan mencapai perdamaian."

Berbicara dalam wawancara video yang telah direkam sebelumnya, yang ditayangkan Rabu (waktu AS) di The New York Times DealBook Summit, Lai mengatakan bahwa "perdamaian itu tak ternilai dan perang tidak memiliki pemenang."

"Sementara kami mendambakan perdamaian, kami tidak bisa berilusi tentang hal itu," kata Lai kepada pewawancara Andrew Ross Sorkin, wawancara media asing pertama presiden Taiwan sejak ia mengumumkan anggaran pertahanan khusus sebesar US$40 miliar (Rp666 triliun) pada 26 November.

"Perdamaian harus diamankan melalui kekuatan. Inilah sebabnya kami meningkatkan anggaran pertahanan dan memperkuat kemampuan pertahanan nasional kami, sekaligus mengurangi ketergantungan ekonomi kami pada Tiongkok," tambah Lai.

Presiden Taiwan menjadi salah satu dari lebih dari selusin narasumber di acara Times tersebut, yang juga menampilkan percakapan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, CEO BlackRock Larry Fink, CEO General Motors Mary Barra, dan Gubernur California Gavin Newsom.

Dalam wawancara yang berlangsung sekitar 10 menit itu, Sorkin menanyakan kepada Lai tentang tujuan Tiongkok yang ingin "Menguasai Taiwan dengan kekuatan pada tahun 2027" dan apa yang menurutnya bisa menjadi garis waktu Tiongkok saat ini.

"Apapun garis waktu yang dimiliki Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, prinsip dasar Taiwan adalah kami harus siap terlebih dahulu," tambah Lai, sebelum menyampaikan terima kasih kepada komunitas internasional atas dukungan mereka kepada Taiwan.

Jurnalis Amerika yang terkenal itu kemudian bertanya kepada Lai seberapa yakin ia terhadap dukungan Presiden AS Donald Trump untuk Taiwan.

"Hubungan kami benar-benar sangat kokoh," kata Lai tentang hubungan jangka panjang antara kedua pihak, seraya menambahkan bahwa kerja sama AS dengan Taiwan telah berkembang sejak Trump menjabat.

Mengenai perang Rusia-Ukraina, Lai mengatakan Taiwan berdiri bersama rakyat Ukraina, dan ia berharap "perang yang tidak rasional dan tidak sah ini akan segera berakhir sehingga rakyat Ukraina tidak lagi harus menderita."

"Namun, dalam mengakhiri perang ini, kami juga berharap martabat nasional Ukraina dan kesejahteraan rakyatnya akan dihormati dan konflik di masa depan dapat dicegah," jelas Lai.

Sorkin, kolumnis keuangan The New York Times dan co-anchor acara berita bisnis CNBC "Squawk Box," mengalihkan wawancara ke topik semikonduktor.

Menyoroti keinginan pemerintahan Trump untuk memproduksi "40 hingga 50 persen dari semua semikonduktor dalam beberapa tahun ke depan," Sorkin bertanya apakah Lai khawatir Taiwan berpotensi menjadi "kurang berharga" bagi AS di masa depan.

Lai mengatakan bahwa "semikonduktor adalah ekosistem global" dan ia berharap Taiwan dapat "mendukung re-industrialisasi AS" melalui investasi di negara tersebut.

Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) dan perusahaan semikonduktor Taiwan lainnya berinvestasi di AS, Jepang, Eropa, atau "di mana pun mereka anggap diperlukan," kata Lai.

Mengenai pertanyaan apakah target produksi semikonduktor domestik Trump sebesar 40 hingga 50 persen realistis atau tidak, Lai mengatakan bahwa hal ini akan bergantung pada kemampuan pemerintah AS untuk memfasilitasi penyediaan lahan, air dan listrik, pengembangan tenaga kerja dan talenta, serta insentif investasi.

Di akhir wawancara, Lai mengatakan bahwa keputusan Taiwan sekitar tahun 2000 untuk tidak memindahkan manufaktur tercanggihnya ke Tiongkok adalah keputusan yang tepat.

Ia juga mengatakan bahwa para pemimpin di seluruh dunia harus bekerja sama untuk "mengambil langkah-langkah agar AI tidak menjadi gelembung" sehingga industri ini dapat mendorong pertumbuhan global jangka panjang.

(Oleh James Thompson dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.