Taipei, 2 Des. (CNA) Tabungan berlebih Taiwan diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi sebesar NT$5,424 triliun (Rp2.875,9 triliun) pada tahun 2025, seiring peluang bisnis kecerdasan buatan (AI) mendorong pertumbuhan ekonomi, kata Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi, dan Statistik (DGBAS) pada Senin (1/12).
Tabungan berlebih mengacu pada selisih antara tabungan domestik bruto suatu negara dan investasi domestik bruto, yang sering kali menunjukkan dana menganggur negara tersebut.
Namun, Tsai Yu-tai (蔡鈺泰), kepala Departemen Statistik DGBAS, mengatakan bahwa dana tersebut tidak selalu "menganggur", tetapi dapat diinvestasikan di pasar saham atau untuk keperluan lainnya.
Sebaliknya, karena ekonomi Taiwan berorientasi ekspor, neraca berjalan negara ini sering kali surplus, yang berarti nilai ekspornya lebih tinggi daripada impornya, sehingga mendorong tabungan berlebih, kata Tsai.
Boom AI telah mendorong kinerja ekspor Taiwan pada tahun 2025, mendorong DGBAS untuk menaikkan proyeksi pertumbuhan tahunan menjadi 7,37 persen, tertinggi dalam 15 tahun terakhir, ujarnya.
Pesanan ekspor tahunan diproyeksikan mencapai lebih dari US$600 miliar (Rp9,97 triliun), tumbuh 31,58 persen dari tahun 2024, tambahnya.
Pertumbuhan pesat tabungan berlebih dalam beberapa tahun terakhir -- melampaui NT$3 triliun pada tahun 2020, NT$4 triliun tahun 2024, dan diproyeksikan melebihi NT$6,2 triliun pada 2026 -- mencerminkan ekspansi tajam surplus neraca berjalan Taiwan, bukan karena investasi yang kurang, kata Tsai.
Investasi bruto Taiwan melonjak ke rekor tertinggi NT$6,9 triliun pada tahun 2024, dengan angka yang diperkirakan mencapai NT$7,2 triliun pada tahun 2025 dan NT$7,4 triliun pada tahun 2026, ujarnya.
Berdasarkan angka-angka ini, investasi bruto diproyeksikan tumbuh sebesar 4,35 persen pada tahun 2025 dan 2,78 persen pada 2026, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan tabungan berlebih sekitar 25 persen pada tahun 2025 dan 14,39 persen pada tahun 2026.
Selesai/IF