Taichung, 3 Des. (CNA) Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) hilang kontak telah divonis sembilan bulan penjara dan diperintahkan menyerahkan NT$720.000 (Rp381,568 juta) atas keterlibatannya dalam praktik kedokteran estetika secara ilegal di sebuah studio milik warga Vietnam, menurut Pengadilan Distrik Taichung.
Sementara itu, rekannya, seorang warga pekerja migran hilang kontak asal Vietnam bermarga Vo, divonis sepuluh bulan penjara, kata pengadilan, menambahkan bahwa keduanya akan dideportasi dari Taiwan setelah menjalani hukuman.
Brigade Khusus Kota Taichung Direktorat Jenderal Imigrasi dalam sebuah rilis pers hari Selasa (2/12) mengatakan PMI tersebut, berinisial LYS, dan Vo sejak September 2022 hingga Maret 2025 bekerja pada wanita Vietnam bermarga Tran di studio kecantikan di Taichung, yang secara ilegal melakukan praktik medis estetika.
LYS melakukan promosi di TikTok, menerima gaji bulanan NT$30.000 dan bonus kinerja, mengatur pemesanan dengan pelanggan Indonesia, melakukan penerjemahan, memberikan edukasi kesehatan sebelum dan sesudah prosedur, serta menjelaskan penggunaan obat, menurut putusan pengadilan.
Tran dan Vo memberikan layanan kepada pelanggan warga Vietnam dan Indonesia, termasuk suntikan asam hialuronat, botox, hingga anestesi, serta prosedur bedah lipatan kelopak mata ganda, pemotongan labia, pembesaran bibir, pemasangan benang di batang hidung, atau penghilangan bulu menggunakan laser, menurut pengadilan.
Kasus ini diungkap melalui operasi gabungan pihak berwenang pada 16 Maret, yang berhasil menggerebek studio kecantikan milik Tran dan menyita keuntungan ilegal sekitar NT$620.000.
Setelah proses pemeriksaan kepolisian, para tersangka diserahkan ke Kejaksaan Distrik Taichung, yang kemudian menuntut mereka atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Praktik Kedokteran.
Pengadilan Distrik Taichung pada 24 November menjatuhkan vonis sembilan bulan penjara kepada LYS, dan memerintahkannya menyerahkan keuntungan ilegalnya, gajinya selama 24 bulan, sebesar NT$720.000.
Sementara itu, Vo dijatuhi sepuluh bulan penjara, dan diperintahkan menyerahkan keuntungan ilegalnya, upahnya selama delapan bulan, sebesar NT$160.000, menurut pengadilan.
Mereka akan dideportasi setelah masa hukuman atau diberikannya pengampunan, kata pengadilan dalam putusan yang dapat diajukan banding tersebut. Sementara itu, kasus Tran masih disidangkan secara terpisah.
(Oleh Edison Su dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF