Taipei, 5 Des. (CNA) Pihak berwenang Taiwan hari Kamis (4/12) memerintahkan pemblokiran Xiaohongshu (小紅書) selama satu tahun, sebuah aplikasi Tiongkok dengan lebih dari 3 juta pengguna di Taiwan, karena kegagalan keamanan siber dan aktivitas penipuan yang meluas di platform tersebut.
Penyedia layanan internet telah diinstruksikan untuk menggunakan langkah-langkah teknis guna mencegah publik mengakses Xiaohongshu -- yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai rednote -- mulai Kamis, menurut Lai Cheng-yung (賴正庸), wakil sekretaris Pusat Komando Anti-Penipuan Yuan Eksekutif.
"Dalam beberapa jam, pengguna yang membuka aplikasi Xiaohongshu akan melihat layar pemuatan," karena penyedia layanan internet mulai menerapkan pemblokiran, kata Lai pada pukul 2 sore dalam konferensi pers di Biro Investigasi Kriminal (CIB).
Langkah ini diumumkan setelah peringatan pada Rabu dari Kementerian Urusan Digital (MODA) tentang risiko keamanan yang ditimbulkan oleh lima aplikasi Tiongkok -- Xiaohongshu, Douyin, Weibo, WeChat, dan Baidu Wangpan.
Pada konferensi pers Kamis, Chang Wen-yuan (張文源), kepala seksi pemberantasan penipuan CIB, mengatakan bahwa Xiaohongshu, yang memiliki lebih dari 3 juta pengguna di Taiwan, terkait dengan 950 kasus penipuan di Taiwan tahun lalu, menyebabkan kerugian finansial lebih dari NT$132,9 juta (Rp70,805 miliar).
Dari Januari hingga November tahun ini, telah terjadi 756 kasus penipuan, dengan total kerugian melebihi NT$114,77 juta, tambah Chang.
Lima skema utama terkait Xiaohongshu adalah platform belanja daring palsu, pembatalan pembayaran cicilan palsu, investasi palsu, penipuan asmara, dan penipuan permintaan seksual, menurut Chang.
Pihak berwenang sebelumnya telah menghubungi operator Xiaohongshu, Shanghai-based Xingyin Information Technology Co., Ltd., namun tidak mendapat tanggapan.
Yayasan Pertukaran Selat, sebuah lembaga semiresmi yang menangani isu lintas selat, pada 14 Oktober mengirim surat kepada Xingyin Information Technology yang meminta mereka mengambil tindakan korektif dan membalas dalam waktu 20 hari, kata Ma Shih-yuan (馬士元), kepala Pusat Komando Anti-Penipuan Yuan Eksekutif.
Selama periode satu tahun, pihak berwenang akan memantau apakah perusahaan mengambil langkah-langkah untuk mematuhi aturan keamanan digital Taiwan, katanya.
Menurut MODA, Xiaohongshu gagal dalam ke-15 indikator inspeksi keamanan siber, yang menilai risiko seperti pengumpulan data sensitif atau informasi biometrik, akses ke penyimpanan, intrusi tanpa izin, berbagi data dengan server, dan intersepsi informasi.
Wakil Menteri Yeh Ning (葉寧) mengatakan pada Rabu bahwa hukum Tiongkok memungkinkan pihak berwenang memaksa perusahaan untuk memberikan data pengguna, sehingga menciptakan potensi risiko keamanan bagi pengguna Taiwan.
Selesai/ML