Taipei, 6 Nov. (CNA) Amerika Serikat di bawah presiden baru kemungkinan akan memperkenalkan "Hambatan perdagangan yang lebih keras dan berani" terhadap Tiongkok, bisa menyebabkan "kerusakan kolateral" di Taiwan, mantan Presiden Universitas Nasional Taiwan (NTU) Kuan Chung-ming (管中閔).
Berbicara di sebuah forum di Taipei tentang tren keamanan regional, Kuan mengatakan bahwa AS adalah negara dengan corak ideologi politik yang beragam. Meski demikian dua kubu politik besar yakni Partai Republik dan Partai Demokrat sepakat pada satu hal: "Antagonisme" terhadap Tiongkok.
Di antara sumber antagonisme tersebut adalah alih daya manufaktur ke Tiongkok yang menyebabkan kehilangan pekerjaan di AS, aktivitas mata-mata Tiongkok di AS, praktik perdagangan yang tidak adil, manipulasi mata uang, pelanggaran hak pekerja dan hak asasi manusia, dan pelanggaran hak kekayaan intelektual, kata Kuan.
Praktik perdagangan yang telah merugikan pekerja Amerika sangat sensitif, dan tidak peduli siapa yang menang dalam pemilihan, AS akan terus mengadopsi sikap keras terhadap Tiongkok, terutama dalam perdagangan, yang dapat melibatkan "Hambatan perdagangan yang lebih keras dan berani," kata Kuan, yang sekarang adalah profesor kepala di NTU College of Management.
Dia tidak merinci bagaimana menurutnya calon presiden Partai Demokrat Kamala Harris akan menerapkan tarif jika dia menang, tetapi mengatakan calon presiden Partai Republik Donald Trump bisa memukul Tiongkok dengan tarif berat.
Kuan memperingatkan, hal itu akan menyebabkan Taiwan menderita "Kerusakan kolateral" karena hubungan ekonomi yang erat antara Taiwan dan Tiongkok.
Trump telah mengusulkan tarif seragam 20 persen untuk semua barang, yang akan mempengaruhi Taiwan juga, dan Taiwan membutuhkan "Strategi besar" untuk menghindari terjebak dalam perseteruan antara AS dan Tiongkok, kata Kuan.
Selain itu, meskipun Taiwan sekarang adalah eksportir utama semikonduktor kelas atas, Taiwan tidak boleh menganggap dirinya "Tidak dapat digantikan" dan harus menyusun sub-strategi untuk diversifikasi ekspor dan industri, kata Kuan.
Dalam hal gaya, jika Trump menang, kepribadian "Orang Amerika yang keras" kemungkinan akan menjadi corak pemerintahan AS ke depan untuk "Mengalahkan" Tiongkok dalam "Satu kali hantam".
Sebaliknya, jika calon Demokrat Kamala Harris menang, pemerintahannya kemungkinan akan mengubah strateginya terhadap Tiongkok dengan melempar pukulan bertubi-tubi, kata Kuan.
Perbedaan dalam gaya pemerintahan ini kemungkinan juga akan memanifestasikan dirinya dalam hubungan AS-Taiwan ketika mencoba membuat Taiwan untuk "Membayar biaya perlindungan," kata Kuan, dalam referensi tidak langsung ke komentar Trump.
Partai mana pun yang menang, akan mencoba meyakinkan Taiwan untuk membayar "Biaya perlindungan" yang tinggi dengan membeli lebih banyak senjata dan peralatan militer, dengan satu-satunya perbedaan adalah bahwa pemerintahan Harris akan lebih "Sopan" dan pemerintahan Trump lebih maju ketika menuntut pembayaran, kata Kuan.
Selesai/ ML