Taipei, 12 Okt. (CNA) Festival Seni Tradisional Asia-Pasifik yang diadakan dua tahun sekali dimulai di Yilan baru-baru ini, dengan penampilan dari India, Thailand, Indonesia, Kamboja, Filipina, Malaysia, dan Taiwan yang menunjukkan perspektif serta ekspresi artistik mereka berdasarkan epos klasik India "Ramayana".
Menurut Asosiasi India Taipei (ITA) yang mewakili kepentingan India di Taiwan tanpa adanya hubungan diplomatik, kisah epik tersebut berasal dari India dan menyebar ke Asia Tenggara dan sekitarnya.
Kisah ini menceritakan tentang Raja Rama yang harus menyelamatkan istrinya, Sita, yang diculik. Sepanjang perjalanan Rama, terdapat pelajaran hidup penting dalam tradisi Hindu yang dapat dipetik.
Di Thailand, epos nasional Ramakien berasal dari Ramayana dan menjadi landasan budaya klasik Thailand, sering dipentaskan di istana kerajaan. Sementara itu, di Indonesia, Ramayana memengaruhi budaya Jawa dan Bali sebagai sumber pedoman moral, dan sering kali ditampilkan melalui pertunjukan wayang.
"Ramayana lebih dari sekadar cerita; ini adalah jembatan yang menghubungkan tradisi budaya yang beragam di Asia. Melalui ekspresi artistik ini, orang dapat merayakan warisan bersama ini sembari menyoroti kekuatan abadi epos ini selama ribuan tahun kedepan," kata ITA dalam sebuah siaran pers.
Festival Seni Tradisional Asia-Pasifik 2024 di Yilan diselenggarakan oleh Pusat Seni Tradisional Nasional Taiwan dan didukung oleh ITA, Malaysian Friendship and Trade Center, serta Kantor Perdagangan dan Ekonomi Thailand.
Pengunjung diundang untuk menyaksikan interpretasi artistik Ramayana dalam konteks budaya beberapa negara Asia, kata ITA.
Festival tahun ini, dengan tema "Biarkan Cahaya Menang," terinspirasi oleh Diwali, yang juga dikenal sebagai Festival Cahaya Hindu, akan berlangsung hingga 13 Oktober di National Center for Traditional Arts, Yilan Park.
Selesai/ ML