Turis Jepang kenang upaya putus asa menyelamatkan korban penikaman di Taipei

21/12/2025 16:23(Diperbaharui 21/12/2025 17:00)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Para staf Eslite Nanxi merapikan area di luar kompleks toko buku dan pusat perbelanjaan dekat Stasiun MRT Zhongshan setelah insiden Jumat malam. (Sumber Foto : CNA, 19 Desember 2025)
Para staf Eslite Nanxi merapikan area di luar kompleks toko buku dan pusat perbelanjaan dekat Stasiun MRT Zhongshan setelah insiden Jumat malam. (Sumber Foto : CNA, 19 Desember 2025)

Taipei, 21 Des. (CNA) Seorang turis Jepang mengenang rasa tak berdaya yang ia alami saat berupaya mencegah seorang pengendara skuter kehabisan darah dalam serangan penikaman di Taipei.

Pada Jumat, Chang Wen (張文) (27) melakukan serangkaian penikaman secara acak di dalam MRT Taipei Main Station dan di luar pusat perbelanjaan Eslite Spectrum Nanxi.

Insiden tersebut mengakibatkan empat orang tewas, termasuk pelaku, yang terjatuh dari atap gedung pusat perbelanjaan setinggi enam lantai saat dikejar polisi.

Kouta Kinoshita, seorang penulis Jepang yang sebelumnya bekerja sebagai jurnalis berita TV, mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa ia berada di lantai satu pusat perbelanjaan ketika ia melihat seorang pria memegang pisau berlari masuk ke dalam gedung.

Saat ia ikut berlari keluar bersama kerumunan dari toko, Chang mengikuti dan kemudian menikam dua orang di jalan, termasuk seorang pengendara skuter pria, kata Kinoshita.

Kinoshita mengatakan bahwa, karena ia adalah satu-satunya orang di dekat pengendara tersebut, ia segera menghampiri dan mencoba menahan luka pria itu dengan tangannya.

Namun, tanpa perlengkapan darurat, pria yang saat itu sudah tidak sadarkan diri tersebut terus kehilangan darah, situasi yang menurut Kinoshita membuatnya "patah hati."

Pria tersebut, bermarga Hsiao (蕭) (37), kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit terdekat.

Dalam wawancara dengan TVBS News pada Sabtu, Kinoshita mengatakan bahwa meski mengalami langsung peristiwa tersebut, ia tidak menilai bahwa berkunjung ke Taiwan menjadi lebih berbahaya, seraya menyebut Taiwan masih “relatif aman.”

(Oleh Joseph Yeh dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.