Taipei, 21 Des. (CNA) Menjelang akhir tahun yang menghadapkan banyak pekerja hingga pelajar pada tekanan, dokter di Taiwan telah menyarankan tiga metode latihan peredaan stres secara bertahap melalui kesadaran penuh, kesadaran diri, dan memperlakukan diri dengan baik, mengambil penuh hak mengendalikan emosi.
Dokter keluarga Chen Tsai-fan (陳采汎) dari Lianan Wellness Center, dalam siaran pers pada Senin (15/12) mengatakan perasaan tertekan adalah hal yang wajar. Namun, stres yang tidak dikelola dengan baik dapat memicu kecemasan, gangguan tidur, bahkan masalah pencernaan yang berdampak pada kesehatan, ujarnya.
Untuk itu, Chen menyarankan latihan peredaan stres bertahap untuk menemani diri melewati kecemasan dan menemukan kembali kekuatan baru.
Pertama, ujarnya, menerapkan kesadaran penuh untuk merebut kembali kendali perhatian. Chen menjelaskan, ketika pekerjaan menumpuk dan otak dipaksa memproses terlalu banyak informasi sekaligus, kelelahan mental mudah terjadi dan memicu kecemasan atau depresi.
Inti kesadaran penuh, kata Chen, adalah tetap fokus pada saat ini tanpa menghakimi atau menafsirkan, sehingga pikiran dapat menjauh dari kekacauan dan tingkat kecemasan menurun.
Ia menyarankan memanfaatkan waktu istirahat siang untuk melakukan latihan relaksasi otot progresif, yakni memusatkan perhatian pada bagian tubuh tertentu seperti paha atau bahu, mengencangkan otot secara sengaja, lalu melepaskannya sepenuhnya.
Perbandingan antara tegang dan rileks membantu melepaskan stres yang menumpuk dan kembali fokus ke diri sendiri, menurut Chen.
Kedua, ucapnya, memanfaatkan kesadaran diri untuk menata perasaan dan keluar dari jerat emosi. Chen mencontohkan situasi ketika laporan yang dikerjakan semalaman ternyata ditolak, dan mengalami ketinggalan bus pulang, sehingga muncul pikiran "rasanya semua serba tidak beres".
Dalam hal ini, Chen menyarankan, tuliskan pikiran dan perasaan yang muncul, sehingga dapat membantu mengonkretkan emosi dan melihatnya secara lebih objektif.
Dengan menyadari sudut pandang yang sebelumnya terabaikan, seseorang dapat menciptakan jeda antara rangsangan dan respons, sehingga menemukan cara menghadapi situasi dengan lebih fleksibel tanpa dikuasai kecemasan, kata Chen.
Ketiga, kata Chen, perlakukan diri dengan baik dapat membangun perlindungan psikologis yang kuat. Dukungan internal adalah penopang terpenting, ucapnya, sehingga ia menyarankan memperlakukan diri sendiri seperti orang terkasih.
Ini, kata Chen, termasuk bahwa apabila terjadi kecenderungan menyalahkan diri, belajar menerima berbagai perasaan dan pikiran yang ada, menghargai proses yang sedang berjalan, serta merayakan perubahan yang terjadi dengan berkata pada diri sendiri, "Saya sudah melakukan yang terbaik."
(Oleh Tseng Yi-ning dan Agoeng Sunarto)
Selesai/JC