Taipei, 16 Des. (CNA) Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) pada Selasa (16/12) memperingatkan tentang meningkatnya jumlah warga Taiwan yang terjerat pekerjaan paruh waktu mencurigakan di Jepang dan mendesak masyarakat untuk tidak terjebak dalam skema ilegal tersebut.
Lin Yu-hui (林郁慧), wakil kepala Asosiasi Hubungan Taiwan-Jepang di bawah kementerian luar negeri, mengatakan bahwa kantor perwakilan Taiwan telah menemukan semakin banyak warga negara yang terlibat dalam pekerjaan gelap yang mendukung aktivitas kriminal, yang dikenal sebagai "yami baito", berdasarkan catatan penangkapan.
Sebanyak 50 warga Taiwan telah ditangkap di Jepang karena melakukan pekerjaan ilegal tersebut sejauh tahun ini, meningkat sepuluh kali lipat dari empat dan lima orang yang ditangkap karena pekerjaan serupa pada tahun 2023 dan 2024, kata Lin, mengacu pada catatan kantornya.
Banyak dari mereka tergiur ke Jepang oleh unggahan media sosial yang menjanjikan perjalanan gratis dan uang mudah, namun akhirnya bekerja untuk sindikat penipuan telekomunikasi sebagai kurir uang, ujarnya dalam jumpa pers mingguan MOFA.
Ia meyakini bahwa persepsi terhadap Jepang menjadi penyebab utama lonjakan penangkapan tahun ini, karena meskipun sebagian besar warga Taiwan kini lebih waspada terhadap sindikat penipuan di negara-negara Asia Tenggara, mereka kurang menyadari bahwa situasi serupa bisa terjadi di Jepang.
Lin mendesak warga Taiwan untuk tidak terjebak dalam skema semacam itu dan hanya mencari pekerjaan paruh waktu di Jepang melalui saluran resmi.
Yami baito adalah istilah Jepang yang merujuk pada perekrutan individu tanpa catatan kriminal sebelumnya untuk aktivitas ilegal di Jepang, seringkali dengan janji bayaran tinggi dan pekerjaan mudah.
Polisi Jepang telah memperingatkan bahwa orang-orang yang direkrut dipaksa memberikan informasi pribadi dan jarang benar-benar dibayar.
Sulit untuk mengukur seberapa luas masalah ini karena kurangnya data resmi, meskipun Direktorat Jenderal Kepolisian Nasional Jepang menyatakan telah menangkap 2.373 orang karena terlibat praktik ini pada tahun 2023. Tidak dijelaskan berapa banyak di antaranya adalah warga negara asing.
Selesai/IF