Pemilik perusahaan konstruksi dituntut terkait bangunan runtuh akibat gempa di Hualien

10/12/2025 12:32(Diperbaharui 10/12/2025 12:33)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Gedung Uranus terlihat sebagian runtuh setelah gempa besar mengguncang Kabupaten Hualien pada 3 April 2024, sebelum akhirnya dibongkar. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Gedung Uranus terlihat sebagian runtuh setelah gempa besar mengguncang Kabupaten Hualien pada 3 April 2024, sebelum akhirnya dibongkar. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 10 Des. (CNA) Kejaksaan telah menuntut seorang pemilik perusahaan konstruksi atas tuduhan pembunuhan karena kelalaian terkait cacat pada sebuah bangunan yang didirikan oleh perusahaannya, yang sebagian runtuh akibat gempa besar di Kabupaten Hualien tahun lalu dan menyebabkan kematian satu orang.

Gedung Uranus ditemukan memiliki banyak kekurangan dalam konstruksi dan desain, termasuk ketahanan gempa yang buruk, yang menyebabkan kolom lantai pertamanya roboh akibat gempa 7,2 SR pada 3 April 2024, kata Kantor Kejaksaan Distrik Hualien dalam sebuah pernyataan hari Selasa (9/12).

Seorang penghuni bermarga Kang (康) awalnya berhasil keluar dengan selamat, namun terjebak ketika ia kembali ke gedung beberapa menit kemudian untuk mengambil kucingnya saat gempa susulan menyebabkan bangunan tersebut bergeser. Puing-puing runtuh menimpanya, menghancurkan dadanya dan menyebabkan asfiksia traumatis fatal.

Menurut kejaksaan, kepala perusahaan konstruksi yang bermarga Chen (陳) memilih sebidang tanah di Kota Hualien pada tahun 1984 untuk membangun gedung sembilan lantai dengan satu lantai bawah tanah.

Ia kemudian mempekerjakan seorang arsitek bermarga Tsao (曹) sebagai perancang dan pengawas proyek, serta seorang insinyur sipil yang juga bermarga Chen untuk melakukan perhitungan struktur, yang kemudian disahkan oleh Tsao.

Kejaksaan menuduh bahwa perhitungan tersebut secara signifikan meremehkan berat dan ketahanan gempa bangunan, sehingga balok dan kolom lantai pertama tidak diperkuat dengan memadai dan bangunan menjadi rentan terhadap gempa besar.

Kejaksaan juga menuduh bahwa pemilik perusahaan konstruksi gagal mengawasi konstruksi dan memeriksa lokasi dengan benar, sehingga jarak antara sengkang kolom terlalu lebar dan balok utama terlalu pendek.

Kelalaian tersebut mengurangi kekuatan efektif besi tulangan yang digunakan dalam bangunan sekitar 30 persen, sehingga struktur bangunan dan ketahanan gempa menjadi lemah, menurut kejaksaan.

Tiga orang yang terlibat, serta manajer perusahaan konstruksi bermarga Hsieh (謝), semuanya dinyatakan bertanggung jawab atas kelalaian pada bangunan tersebut, kata kantor kejaksaan.

Namun, hanya Chen yang dituntut, karena Hsieh dan insinyur sipil telah meninggal dunia, sementara Tsao, sang arsitek, masih dicari oleh pihak berwenang. Usia Chen belum diketahui.

Kejaksaan mengatakan Chen, sebagai kepala perusahaan konstruksi, lalai dalam menjalankan tugasnya mengelola operasi pembangunan perusahaan, sehingga terjadi cacat konstruksi besar.

Kegagalannya juga melemahkan mekanisme pengawasan keselamatan, yang menyebabkan kematian korban dan membuat ratusan penghuni kehilangan tempat tinggal.

Chen membantah melakukan kesalahan setelah kejadian dan menyalahkan manajer Hsieh yang kini telah meninggal serta pihak lain atas insiden tersebut, tanpa menunjukkan penyesalan, kata kejaksaan, sehingga mereka merekomendasikan agar pengadilan menjatuhkan hukuman berat saat meninjau kasus ini.

(Oleh Lee Hsien-feng, Ko Lin, dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ja

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.