Taipei, 30 Okt. (CNA) Seorang pengemudi lanjut usia tanpa izin yang menabrak dan menewaskan dua anak sekolah dasar di Taiwan tengah pada tahun 2024 telah dijatuhi hukuman 14 bulan penjara dengan tuntutan pembunuhan akibat kelalaian.
Menurut putusan yang dirilis oleh Pengadilan Distrik Changhua hari Kamis (30/10), hakim menjatuhkan hukuman tersebut kepada pengemudi, seorang pria berusia 74 tahun bermarga Hsiao (蕭), yang tidak menunjukkan penyesalan karena mengemudi tanpa SIM dan gagal mencapai kesepakatan dengan keluarga korban.
Putusan ini dapat diajukan banding.
Insiden tersebut terjadi di Desa Shengang, Kabupaten Changhua, pada pukul 18.21 tanggal 22 Februari 2024, ketika SUV milik Hsiao melaju dengan kecepatan 77 kilometer per jam saat tiga bersaudara bermarga Chen -- dua saudari dan seorang saudara laki-laki -- sedang menyeberang di persimpangan pada zebra cross sementara lampu pejalan kaki berwarna merah.
Kedua saudari tersebut, yang duduk di kelas tiga dan empat SD, awalnya berhenti bernapas di lokasi kejadian namun berhasil disadarkan kembali oleh petugas darurat. Mereka tetap dalam kondisi kritis dan meninggal pada bulan September dan Oktober di tahun yang sama.
Polisi menyingkirkan kemungkinan pengemudi berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan.
Selama persidangan, Hsiao berargumen bahwa ia tidak bersalah, mengklaim bahwa ia tidak melebihi batas kecepatan dan lampu lalu lintas berwarna hijau.
Namun, menurut undang-undang lalu lintas Taiwan, pengemudi diwajibkan untuk mendahulukan pejalan kaki di zebra cross terlepas dari warna lampu lalu lintas.
Pada Senin, kakek anak-anak tersebut mengatakan kepada CNA bahwa ia berencana untuk mengajukan banding atas putusan tersebut, menyebutnya "tidak adil." Kantor Kejaksaan Distrik Changhua mengatakan akan memutuskan apakah akan mengajukan banding setelah menerima putusan, seraya menambahkan bahwa pandangan keluarga akan dipertimbangkan.
Selesai/ja