Taipei, 5 Okt. (CNA) Ketika danau penghalang Sungai Matai'an di Kabupaten Hualien meluap pada 23 September, hal itu menyebabkan banjir besar di Kecamatan Guangfu, Kabupaten tersebut, yang meninggalkan kehancuran di belakangnya.
Air bah tersebut menewaskan sedikitnya 18 orang, dan tumpukan besar lumpur serta puing-puing tersebar di seluruh area.
Selain manusia, spesies korban lainnya adalah hewan peliharaan dan ternak yang dipelihara oleh warga setempat, di mana banyak hewan tersebut tewas akibat banjir.
Beberapa hewan, seperti seekor anjing liar yang diberi nama "168," cukup beruntung karena berhasil diselamatkan oleh para penyelamat dan petugas tanggap darurat.
Menurut relawan perawatan hewan Hsiao Li-chiang (蕭立強), banyak hewan yang diselamatkan dari bencana mengalami trauma fisik seperti luka tusuk dan sayatan, sementara beberapa di antaranya juga menunjukkan tanda-tanda kedinginan dan kelelahan.
Hsiao menjelaskan bahwa hewan-hewan tersebut akan dibawa ke pusat relawan dokter hewan yang beroperasi 24 jam di dalam Kecamatan Guangfu untuk menerima perawatan dan pengobatan sebelum dikembalikan ke pemiliknya.
Meskipun dokter hewan telah masuk ke kecamatan untuk menyelamatkan dan merawat hewan-hewan secara sukarela, para profesional hewan tersebut hanya dapat merawat kondisi fisik hewan, padahal banyak di antaranya juga membutuhkan dukungan emosional.
Sementara hewan seperti 168 sangat patuh selama proses penyelamatan dan perawatan selanjutnya, para relawan hewan dengan cepat menyadari bahwa beberapa hewan menjadi lesu dan kehilangan nafsu makan.
Alasan di balik kurangnya semangat pada hewan-hewan tersebut adalah karena bahkan kucing dan anjing pun dapat mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD), jelas Hsiao.
Untuk merehabilitasi hewan-hewan seperti itu, kata Hsiao, para relawan akan berusaha sebaik mungkin untuk mengajak mereka berjalan-jalan, merawat bulu mereka, dan memulihkan kesehatan mereka.
Dalam kasus 168, anjing tersebut tetap tidak merespons rangsangan dari manusia sejak diselamatkan.
Namun, 168 akan menjadi sangat gembira setiap kali melihat penyelamat yang menolongnya pada 28 September, kata Hsiao, seraya menambahkan bahwa 168 akan mengibaskan ekornya kepada penyelamatnya dan berusaha mendekat kepada manusia tersebut.
Akhirnya, 168 diadopsi oleh penyelamatnya, dan para relawan memutuskan untuk mengantarkan 168 sendiri ke Kaohsiung pada hari Kamis untuk tinggal bersama pemilik barunya.
Hingga saat ini, pusat tersebut telah menyelamatkan lebih dari 120 hewan, termasuk kucing, anjing, bahkan bebek dan kura-kura.
Sekitar 20 hewan peliharaan telah kembali ke pemiliknya, kata Hsiao, seraya menambahkan bahwa beberapa hewan yang tersisa ditawarkan untuk diadopsi.
Selain perawatan medis yang dijalankan 24 jam oleh dokter hewan sukarelawan, Hsiao mengatakan pusat tersebut juga dilengkapi dengan stasiun perawatan dan grooming untuk hewan-hewan yang diselamatkan.
Sementara hewan yang terluka parah akan dibawa ke rumah sakit hewan yang layak, ruang gawat darurat dokter hewan portabel juga tersedia agar dokter hewan dapat dipanggil dan merawat hewan milik warga di lokasi selain pusat, katanya.
Pusat itu sendiri akan tetap berada di Kecamatan Guangfu hingga hari Selasa, kata Hsiao.
Selesai/IF