Taipei, 3 Okt. (CNA) Sebanyak 132 warga Taiwan mengalami pembatasan kebebasan bergerak di Tiongkok dari 1 Januari 2024 hingga 30 September 2025, dengan lebih dari 70 persen kasus terkait penipuan, kata Dewan Urusan Tiongkok Daratan (MAC) pada Kamis (2/10).
Dari jumlah yang dibatasi, 93 terlibat kasus penipuan, 13 berpartisipasi di aktivitas keagamaan, satu ditetapkan sebagai kasus keamanan nasional, dan 25 insiden lainnya, ujar Wakil Menteri dan juru bicara MAC, Liang Wen-chieh (梁文傑) dalam konferensi pers.
Pada periode yang sama, 61 warga Taiwan hilang di Tiongkok dan 19 ditahan untuk diinterogasi, sehingga total kasus yang melibatkan kehilangan kontak, interogasi, atau pembatasan kebebasan bergerak menjadi 212, kata Liang.
Sebuah unggahan Facebook MAC sebelumnya menunjukkan bahwa dari 1 Januari 2024 hingga akhir Agustus, terdapat 188 kasus seperti itu, yang menunjukkan adanya 24 kasus baru yang tercatat pada bulan September, termasuk sebelas kasus hilang dan 13 yang melibatkan pembatasan kebebasan bergerak.
Menurut data MAC, warga Taiwan melakukan 2,304 juta perjalanan ke Tiongkok dari Januari hingga Oktober 2024, untuk urusan bisnis, studi, dan pariwisata.
MAC mengatakan pada 1 Juli bahwa "Pedoman 22 Poin untuk Menghukum Separatis Kemerdekaan Taiwan" yang dikeluarkan Beijing pada 21 Juni 2024 menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan warga Taiwan yang bepergian ke Tiongkok.
Akibatnya, pemerintah menaikkan peringatan perjalanan ke Tiongkok, Hong Kong, dan Makau menjadi "oranye", dan mengimbau masyarakat untuk menghindari perjalanan yang tidak penting, tambahnya.
Selesai/IF