Taipei, 4 Okt. (CNA) Hampir satu abad setelah volume terakhir “In Search of Lost Time” diterbitkan, Taiwan akhirnya akan memiliki terjemahan lengkap bahasa Mandarin dari karya klasik modernis Marcel Proust pada bulan Oktober.
Terjemahan baru ini dibuat langsung dari teks bahasa Prancis dan akan diterbitkan dalam edisi jilid kertas pada 2 Oktober, dengan edisi sampul keras menyusul di akhir bulan, kata Penerbit Linking kepada CNA.
Novel tujuh volume ini pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul "Remembrance of Things Past" dari judul asli Prancis "À la recherche du temps perdu." Cerita disajikan melalui narasi aliran kesadaran, di mana narator mengenang pengalamannya dalam masyarakat kelas atas Prancis dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, dengan lebih dari 2.000 karakter.
Linking pernah menerbitkan edisi Mandarin Tradisional pertama di Taiwan pada 1992, namun itu pada dasarnya merupakan adaptasi dari terjemahan Mandarin Sederhana.
Menurut siaran pers, terjemahan yang akan datang ini merupakan hasil dari proyek selama empat tahun yang dikoordinasikan oleh Wu Kun-Yung (吳坤墉), mantan presiden Association Taïwanaise des Traducteurs de Français (ATTF), dan melibatkan tujuh penerjemah Taiwan, masing-masing menangani satu volume, dengan total lebih dari dua juta kata.
Para penerjemah tersebut adalah Chiu Jui-luan (邱瑞鑾), Chen Wen-yao (陳文瑤), Hsu Yawen (許雅雯), Shih Wu-ken (石武耕), Chen Yu-wen (陳郁雯), Ma Siang-yang (馬向陽), dan Lin Te-yu (林德祐).
Semua penerjemah yang terlibat telah mengabdikan setidaknya satu hingga dua dekade untuk pekerjaan penerjemahan dan telah beberapa kali dinominasikan untuk ATTF-BNP Paribas Translation Prize (Prix de la Traduction ATTF-BNP PARIBAS) -- salah satu penghargaan utama bagi penerjemah bahasa Prancis lokal -- termasuk tiga pemenang sebelumnya.
"Menerjemahkan Proust adalah tugas yang menantang namun bermakna. 'À la recherche du temps perdu' merupakan tonggak simbolis bagi setiap penerjemah bahasa Prancis," kata Wu seperti dikutip oleh penerbit. Ia mengatakan bahwa justru karena kesulitan dalam tulisan Proust, para penerjemah menjadi bersemangat untuk menerima tantangan tersebut.
Menurut rilis tersebut, Lin Te-yu menemukan banyak bagian yang diterjemahkan keliru pada edisi sebelumnya, yang disebabkan oleh prosa Proust yang kompleks.
"Karya Proust selalu menanti di cakrawala, dan layak mendapatkan interpretasi baru dalam bahasa yang berbeda dari waktu ke waktu," kata Lin, seraya menambahkan bahwa terjemahan baru ini bertujuan untuk membawa pembaca lebih dekat dengan karya aslinya.
Untuk membantu pembaca menavigasi dunia Proust, Linking juga mengundang lima ahli di bidang musik, sastra, sejarah, seni, dan kuliner untuk menyusun panduan pembaca yang akan menyertai set tujuh volume tersebut.
Selesai/IF