Taipei, 29 Sep. (CNA) Kepulangan jenazah Dodo, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga meninggal dunia setelah melakukan latihan pencak silat di Taiwan, akan dijamin oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, seiring pihaknya sedang menunggu proses otopsi oleh otoritas Taiwan.
Kepada CNA, Kepala KDEI Taipei Arif Sulistyo, menyebut sejak kejadian tersebut diketahui KDEI, pihaknya langsung berkoordinasi dengan polisi dan rumah sakit terkait untuk memastikan kondisi jenazah Dodo.
Berdasarkan informasi yang ia terima, otopsi akan dilakukan pada tanggal 30 September 2025.
“KDEI Taipei akan mendampingi seluruh prosesnya, menunggu keluarnya akta kematian dari kejaksaan, termasuk juga berkomunikasi dengan kepolisian, agensi, dan majikan. Update ke keluarga mendiang di tanah air juga kita lakukan,” kata Arif ditemui di Taipei, Minggu (28/9).
Baca sebelumnya: PMI Taiwan meninggal diduga dianiaya oknum perguruan pencak silat
Menurut Arif, setelah otopsi selesai dan akta kematian dirilis, pihaknya akan segera memproses pemulangan jenazah. Sebelum itu, jenazah akan dipulasara sehingga kembali ke tanah air dalam kondisi bersih.
Terkait biaya, kata Arif, KDEI Taipei akan berkoordinasi dengan semua pihak sehingga keluarga di tanah air tidak perlu repot.
“Biaya enggak usah dipikirin, KDEI Taipei akan mengoordinasikan kaitannya dengan biaya,” kata Arif.
Ia juga menerima informasi berkaitan dengan kasus tersebut, lebih dari 10 orang sudah dipanggil sebagai saksi. Menurutnya, KDEI Taipei akan mengawal kasus namun tidak akan mencampuri proses penyelidikan sampai nanti diputuskan di pengadilan.
“Mulai dari hari Minggu kami masih komunikasi, ada kekecewaan dari otoritas terkait kejadian ini, ini kami juga tidak toleransi. Apabila diputuskan bersalah akan kami dampingi putusan hukumnya dan kalau harus deportasi akan kami kawal sampai deportasi,” kata Arif.
Sebagai salah satu perwakilan Indonesia di Taiwan, Arif mengaku sedih, kecewa, dan marah atas terjadinya kejadian yang diduga melibatkan penganiayaan ini. Menurutnya, KDEI saat ini sedang memperjuangkan kenaikan gaji bagi PMI terutama sektor domestik, namun di sisi lain, momentum ini juga mencoreng citra pekerja Indonesia di Taiwan.
“Untuk yang meninggal dunia kami mengucapkan belasungkawa, tetapi kami tegaskan agar kejadian seperti ini tidak pernah terulang lagi,” kata Arif.
Sebelumnya, seorang PMI asal Indramayu yang bekerja di salah satu pabrik di Taichung meninggal dunia, juga diduga setelah dianiaya oknum sebuah perguruan pencak silat milik WNI.
Selesai/JA