Taipei, 27 Sep. (CNA) Jenazah seorang pria, yang ditemukan setelah banjir bandang di Kabupaten Hualien akibat Taifun Ragasa, pada Jumat (26/9) dipastikan merupakan seorang kepala lingkungan, yang menurut keluarganya sedang memastikan keselamatan warga saat bencana terjadi.
Keluarga Chen mengidentifikasinya melalui pakaian dan ciri fisik setelah jenazah dibawa ke pos komando sementara di Desa Ruisui, tempat kejaksaan dan pemeriksa forensik melakukan autopsi.
Chen, yang telah hidup sendiri di Desa Guangfu selama beberapa dekade, dikenal sebagai sosok dermawan dan telah lama menjabat sebagai kepala Lingkungan Keempat di Dusun Datong, kata putranya.
Ia mengatakan, ayahnya meminta seorang tetangga bermarga Yu (游) untuk mengantarnya memeriksa zona banjir, tetapi kendaraan mereka terseret arus di Jalan Fozu. Yu berhasil selamat dengan berpegangan pada dahan pohon, sementara Chen hanyut terbawa air yang deras.
"Perhatiannya selalu untuk keselamatan masyarakat," kata putra Chen. "Ia ingin memastikan apakah evakuasi perlu dilakukan, tetapi air datang terlalu cepat sehingga ia tidak sempat melarikan diri."
Banjir tersebut dipicu hujan deras akibat Taifun Ragasa, yang menyebabkan meluapnya Danau Penghalang Sungai Matai'an pada Selasa.
Hingga pukul 7 malam hari Jumat, bencana ini telah merenggut 15 nyawa sementara membuat 101 orang terluka dan delapan lainnya hilang, menurut Pusat Operasi Darurat Nasional (CEOC). Mereka memperbarui jumlah korbansetelah satu jenazah ditemukan pada hari itu di Jalan Fozu.
Dalam beberapa hari setelah bencana, jumlah korban tewas yang dilaporkan sempat berfluktuasi, karena otoritas pusat dan lokal kerap merilis angka yang berbeda.
CEOC juga merevisi jumlah orang hilang dari sebelas menjadi delapan, setelah kepolisian setempat berhasil menghubungi tiga orang yang sebelumnya belum ditemukan.
Banjir dan lumpur terus mengalir ke Guangfu
Upaya pencarian dan penyelamatan terhambat oleh arus deras dan endapan lumpur yang berat, bahkan sempat terhenti di Jalan Fozu, kata Chien Hung-cheng (簡弘丞), kepala tim penyelamat khusus Departemen Pemadam Kebakaran Kabupaten Hualien, pada Jumat.
Ia mengatakan kepada wartawan bahwa naiknya permukaan air telah memaksa penarikan berulang personel timnya, sementara endapan lumpur baru terus menumpuk, bahkan menjebak alat berat dan menghambat kemajuan penyelamatan.
Ada tiga hingga empat lokasi penyelamatan yang telah diidentifikasi dengan jelas di Jalan Fozu, tetapi lumpur telah menumpuk hampir setinggi satu lantai, kata Chien, seraya mencatat bahwa lumpur yang lunak dan tidak stabil membuat pergerakan sangat sulit.
"Kami tahu di mana korban yang terjebak berada, tetapi kemajuannya sangat lambat," akunya.
Chien mengatakan seorang gadis berusia enam tahun, yang dijuluki "Little Yi (小沂)," berhasil diselamatkan dari sebuah rumah di Jalan Fozu pada Rabu, tetapi seorang pria diyakini masih berada di dalam rumah yang sama dan kemungkinan telah meninggal.
Petugas penyelamat membobol atap hari ini dan mencoba menggali lumpur dengan tangan, tetapi terpaksa mundur ketika permukaan air kembali naik, katanya.
Perbaikan tanggul yang rusak
Alat berat telah dikerahkan untuk memperbaiki tanggul yang rusak di Hualien, menyusul instruksi dari Presiden Lai Ching-te (賴清德) yang dikeluarkan sehari sebelumnya, yang memerintahkan agar perbaikan selesai dalam waktu satu bulan.
Menurut CEOC, pekerjaan dimulai pada Jumat di tanggul yang rusak di Guangfu akibat luapan pekan ini, dengan target penyelesaian dalam dua minggu hingga satu bulan.
Selain itu, dalam rencana untuk mengalihkan aliran Sungai Matai'an, empat ekskavator dikerahkan pada pagi hari untuk melakukan pekerjaan tersebut, dengan enam lagi dijadwalkan dikerahkan pada hari Sabtu. Pekerjaan ini diharapkan selesai dalam dua hari.
Upaya pemulihan militer
Personel militer dari berbagai komando pada Jumat terus membantu membersihkan puing-puing banjir di rumah-rumah warga.
Dalam sebuah rilis pers, Komando Pertahanan Huadong Angkatan Darat mengatakan total 2.008 tentara dari berbagai unit telah dikerahkan ke Guangfu untuk membantu upaya pemulihan di sana.
Misi mereka adalah memulihkan rumah dalam waktu sesingkat mungkin dan dengan kecepatan tercepat, kata komando tersebut.
Pasukan bekerja di gang-gang kecil dan rumah-rumah yang rusak, sementara berbagai kendaraan dan peralatan dikerahkan di jalan utama dan pedesaan untuk mempercepat pembukaan kembali jalan.
Di sisi lain, Taiwan Railway Corp. (TRC) pada Jumat mengumumkan mereka akan menambah sepuluh kereta ke jadwal normalnya mulai Sabtu hingga Senin untuk membawa relawan guna membantu upaya bantuan bencana di sana.
Dalam memuji para relawan, TRC juga mengelompokkan mereka ke dalam kategori "superman" yang berbeda, dengan beberapa dianggap sebagai "superman sekop" dan lainnya sebagai "superman memasak", dan memuji mereka sebagai penjaga pulau yang telah mempersatukan Taiwan dengan kehangatan mereka.
TRC juga akan menambah lebih banyak kereta reguler yang berhenti di Stasiun Kereta Guangfu dan membuka tiket berdiri di kereta agar para relawan dapat mencapai daerah yang terdampak.
(Oleh Liu Chien-pang, Tyson Lu, Wu Shu-wei, Elizabeth Hsu dan Ko Lin, Huang Chiao-wen, James Lo, Hung Hsueh-kuang, Lee Hsin-Yin, dan Jason Cahyadi)
>Versi Bahasa Inggris
Selesai/