Taipei, 14 Sep. (CNA) Sebuah komite dari Kementerian Ketenagakerjaan (MOL) pada 26 September akan memutuskan apakah upah minimum Taiwan akan dinaikkan tahun 2026 mendatang, ujar MOL hari Jumat (12/9).
Berbicara kepada wartawan, Huang Chi-ya (黃琦雅), direktur Departemen Standar Ketenagakerajaan dan Kesetaraan Kerja MOL, mengatakan bahwa kementerian telah mengirimkan pemberitahuan kepada anggota Komite Pertimbangan Upah Minimum, yang terdiri dari perwakilan pengusaha dan pekerja, pejabat pemerintah, dan akademisi, mengenai jadwal pertemuan tersebut.
Menurut Undang-Undang Upah Minimum, MOL harus mengadakan rapat pertimbangan upah minimum pada kuartal ketiga setiap tahun.
Huang mengatakan pemberitahuan tersebut juga mencakup saran dari tim riset upah MOL mengenai kemungkinan kenaikan upah minimum.
Komite tersebut secara tradisional mempertimbangkan kenaikan indeks harga konsumen dan kekuatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Berdasarkan standar tersebut, para pengamat pasar mengatakan upah minimum dapat naik sekitar 4 persen tahun depan. Jika disetujui, ini akan menjadi kenaikan ke-10 berturut-turut.
Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi dan Statistik (DGBAS) baru-baru ini menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB 2025 menjadi 4,45 persen dari perkiraan sebelumnya 3,10 persen, dengan alasan kinerja ekspor yang lebih baik dari perkiraan.
DGBAS juga memperkirakan indeks harga konsumen akan tumbuh 1,76 persen pada tahun 2025.
Kenaikan upah minimum terbaru mulai berlaku pada 1 Januari, menaikkan upah bulanan menjadi NT$28.590 (Rp15,498 juta) dari NT$27.470, naik 4,08 persen, dan upah per jam menjadi NT$190 dari NT$183.
Ini adalah kenaikan upah minimum pertama sejak Presiden Lai Ching-te (賴清德) menjabat pada 20 Mei 2024.
Delapan kenaikan sebelumnya terjadi di bawah mantan Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文).
Awal bulan ini, kelompok buruh mendesak pemerintah agar tidak menjadikan ketidakpastian akibat kebijakan tarif Amerika Serikat sebagai alasan untuk menunda kenaikan upah minimum.
Peringatan tersebut muncul setelah Menteri Urusan Ekonomi Kung Ming-hsin (龔明鑫) mengatakan tarif tersebut dapat mendorong beberapa industri untuk merumahkan pekerja, dan jumlah pekerja yang dirumahkan terus meningkat.
Kelompok buruh menegaskan bahwa Taiwan, yang menghadapi tarif 20 persen, bukan satu-satunya negara yang mengalami persoalan tarif.
Negara lain yang menghadapi tarif serupa, termasuk Jerman, Inggris, Prancis, Kanada, Australia, Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Vietnam, tetap memutuskan untuk menaikkan upah minimum pada 2026, kata Yang Shu-wei (楊書瑋) dari Taiwan Labor Front.
Selesai/ja