MOFA: Taiwan tidak punya rencana segera untuk akui negara Palestina

23/09/2025 13:09(Diperbaharui 23/09/2025 13:16)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 23 Sep.  (CNA) Taiwan tidak memiliki rencana segera untuk mengakui negara Palestina, kata Kementerian Luar Negeri (MOFA) hari Senin (22/9), menyusul pengumuman pengakuan resmi oleh Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal sehari sebelumnya.

Namun, pemerintah Taiwan secara cermat memantau perkembangan terbaru terkait isu tersebut dan menyerukan kepada Palestina untuk melakukan pertukaran dengan Taiwan, kata MOFA.

Kementerian mencatat bahwa Palestina dan Tiongkok telah menjalin hubungan diplomatik resmi sejak tahun 1988.

Pada Juni 2023, kedua pihak menandatangani pernyataan bersama untuk membentuk kemitraan strategis Tiongkok-Palestina, di mana Palestina menegaskan bahwa Taiwan adalah "Bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah Tiongkok."

Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa Palestina "Dengan tegas menentang segala bentuk 'kemerdekaan Taiwan' dan menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan melakukan pertukaran resmi dalam bentuk apapun dengan Taiwan."

MOFA mengatakan bahwa Taiwan dimasukkan dalam sebuah peta yang dirilis hari Minggu oleh Misi Pengamat Tetap Negara Palestina yang menunjukkan negara-negara yang mengakui negara Palestina karena mereka menganggap Taiwan sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Hal ini, kata MOFA, merupakan "Tindakan yang tidak menghormati kedaulatan Taiwan."

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Sementara itu, kementerian menyerukan kepada "Semua pihak untuk menunjukkan pengendalian diri ... dan menyelesaikan perbedaan melalui komunikasi yang berkelanjutan."

MOFA mencatat bahwa Taiwan telah menyumbangkan dana untuk bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Pada Mei 2024, lembaga tersebut mengumumkan donasi sebesar US$500.000 (Rp8,318 miliar) kepada Mercy Corps untuk memberikan bantuan melalui cabang organisasi tersebut di Palestina.

Namun, MOFA juga berjanji untuk menyumbangkan dana ke proyek medis di sebuah permukiman Israel, dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan melewati batas merah apa pun, meskipun mendapat kritik dari kelompok hak asasi manusia baik di Taiwan maupun di luar negeri.

Pernyataan MOFA ini muncul setelah Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal, Prancis mengumumkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina.

Saat ini, 147 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui negara Palestina, yang telah menjadi negara pengamat non-anggota Majelis Umum PBB sejak November 2012.

Baik pemerintah Israel maupun AS telah mengatakan bahwa pengakuan tersebut akan menjadi "Hadiah diplomatik bagi Hamas," merujuk pada serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 251 orang disandera.

Lebih dari 65.000 warga Palestina telah tewas dalam perang Israel di Gaza setelahnya, menurut otoritas kesehatan setempat. Pejabat dan petugas penyelamat mengatakan angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena banyak jenazah masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Sebuah penyelidikan independen PBB menyimpulkan pada awal September bahwa tindakan Israel setara dengan genosida.

(Oleh Joseph Yeh dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.