New Taipei, 26 Sep. (CNA) Seorang wanita Vietnam yang pernah mengajar di negaranya kini menjadi penerjemah dan juru bahasa di Taiwan, sekaligus melayani para imigran baru melalui layanan penerjemahan di kantor Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA) di New Taipei, kata NIA pada Jumat (26/9).
Kepala Pusat Layanan Kota New Taipei NIA, Lin Tsai-jung (林財榮), dalam rilis pers menyatakan bahwa Hari Guru adalah hari penuh rasa terima kasih, baik di Taiwan -- yang memperingatinya sebagai libur nasional pada 28 September -- maupun di Vietnam, yang merayakannya di seluruh sekolah setiap 20 November.
Juru bahasa di pusat layanan tersebut pernah bekerja sebagai penerjemah dan juru bahasa di Vietnam, juga mengajar bahasa Vietnam bagi para eksekutif perusahaan Taiwan di sana, menurut rilis pers.
Setelah datang ke Taiwan, ia menjadi pengajar di klub sekolah dasar dan menengah, serta mengajar kelas pelestarian bahasa ibu. Ia juga mengajar di kelas orang dewasa yang diselenggarakan China Youth Corps, memperkenalkan bahasa dan budaya Vietnam, kata NIA.
Di luar jam mengajar, ia membantu penerjemahan di Pusat Layanan Kota New Taipei NIA, mendukung para imigran baru mengatasi kendala bahasa. Melalui dirinya, pusat tersebut membagikan pandangan pendidikan dari Taiwan dan Vietnam serta pengalaman mengajar langsung di lapangan, kata rilis pers.
Dari Vietnam hingga Taiwan, ucapnya, ia tidak hanya mendalami pengajaran bahasa ibu, tetapi juga membantu para imigran baru menembus hambatan bahasa, memperlihatkan bahwa semangat pendidikan tidak mengenal batas negara.
"Melalui layanan penerjemahan, semangat pendidikan tetap dapat dilanjutkan," ujarnya. Ia pun mendorong para pendidik agar melihat pelestarian budaya sebagai panggilan hidup, bukan sekadar pekerjaan.
Ia juga menyampaikan bahwa pada Hari Guru di Vietnam, para siswa biasanya menyiapkan bunga segar, kartu ucapan, dan hadiah, lalu bersama-sama kembali ke sekolah lama atau langsung berkunjung ke rumah guru untuk menyampaikan rasa terima kasih.
Para guru pun mengenakan busana tradisional Vietnam, Ao Dai, dan merayakan hari istimewa itu bersama murid, ujarnya.
Menurutnya, Hari Guru di Taiwan dirayakan dengan cara yang lebih sederhana, di mana para pelajar umumnya menyampaikan rasa terima kasih lewat kartu atau hadiah kecil. Namun, baik di sini maupun Vietnam, keduanya menjunjung tinggi rasa hormat kepada guru, ucapnya.
Mengenang perjalanan mengajarnya, yang paling berkesan baginya adalah saat mendampingi seorang pelajar yang gamang akibat masalah keluarga, menjadi tempat curahan hati anak tersebut.
"Kebahagiaan terbesar seorang guru adalah ketika pada saat murid paling membutuhkan, kita bisa menjadi sandaran bagi mereka," tuturnya.
(Oleh Huang Hsu-sheng dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF