Taipei, 18 Sep. (CNA) Sebanyak 57 warga Thailand yang bekerja di Kabupaten Yilan saat masa izin tinggalnya di Taiwan telah habis, dan tiga orang yang menjadi agensi tenaga kerja mereka, telah ditangkap dalam sebuah penggerebekan baru-baru ini, kata Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA) pada Kamis (18/9).
Kasus ini dimulai saat Brigade Kabupaten Yilan NIA menerima laporan bahwa sebuah restoran secara ilegal mempekerjakan warga asing yang telah melewati masa izin tinggalnya.
Tim penyidik kemudian menemukan lima tempat persembunyian kelompok agensi ilegal, dan pada 9 September dini hari melakukan penggerebekan di berbagai lokasi, di mana mereka menangkap tiga agensi ilegal dan 57 warga Thailand yang melewati izin tinggalnya.
Jika digabung dengan penangkapan sebelumnya di restoran, total pekerja ilegal yang ditangkap telah melebihi 60 orang, menurut brigade tersebut.
Brigade tersebut menjelaskan bahwa tersangka mengelola kelompok agensi ilegal, memanfaatkan jaringan kontak di Thailand untuk merekrut warga Negeri Gajah Putih, serta menyewa dua rumah bertingkat sebagai tempat tinggal.
Untuk menghindari penggerebekan, pintu dan jendela tempat itu selalu tertutup rapat, dan mereka bergiliran berjaga, kata brigade tersebut, menambahkan bahwa pihaknya menggerebek tempat itu saat kesempatan muncul setelah melakukan penyamaran semalaman.
Brigade tersebut juga menyebutkan bahwa asrama tersebut tidak memiliki pengondisi udara, hanya menggunakan kipas angin, dan memiliki ruangan-ruangan sempit yang dibagi dengan tirai sederhana atau papan kayu ringan, dengan semua orang tidur di lantai.
Salah satu rumah pertanian di daerah Wujie bahkan menampung hampir 40 pekerja ilegal, kata brigade tersebut, menambahkan bahwa dalam penggerebekan itu mereka juga menemukan dua orang yang langsung bekerja secara ilegal setelah baru tiba di Taiwan.
Brigade tersebut menambahkan bahwa kelompok ini sengaja memilih warga Thailand sebagai pengurus mandiri, di mana mereka menggunakan aplikasi komunikasi untuk mengatur jadwal kerja.
Pekerjaan yang ditawarkan sangat beragam, termasuk pertanian, kebersihan restoran, dan lainnya, dengan sistem pekerja kontrak jangka pendek, menurut brigade tersebut.
Setiap hari, para pekerja ilegal diantar ke lokasi tertentu, bahkan ada majikan yang datang langsung untuk memilih dan menjemput mereka, kata brigade tersebut.
(Oleh Wang Chao-yu dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF