Taipei, 25 Sep. (CNA) Seorang mantan guru prasekolah di Taipei dijatuhi hukuman 30 tahun penjara dan didenda NT$500 juta (Rp275,19 miliar) pada Rabu (24/9) karena telah melecehkan beberapa anak di sebuah sekolah milik ibunya dan secara ilegal merekam anak di bawah umur di tempat umum.
Dalam putusannya, Pengadilan Distrik Taipei menyatakan bahwa kejahatan Mao Chun-shen (毛畯珅) seharusnya mendapat hukuman penjara kumulatif lebih dari 3.000 tahun.
Ini adalah vonis kedua Mao atas pelecehan seksual, setelah kasus pada 2024, ketika ia dijatuhi hukuman 28 tahun delapan bulan penjara.
Pada Rabu, pengadilan menyatakan Mao bersalah karena melecehkan anak-anak di bawah usia tujuh tahun dan merekam mereka saat melakukan tindakan tersebut, di Sekolah Piramide Taipei milik ibunya, antara September 2021 dan Juli 2023.
Menurut putusan, Mao juga diam-diam merekam anak di bawah umur di tempat umum, termasuk di jalan, restoran, mal, dan taman.
Pengadilan memvonis Mao atas 232 tuntutan merekam anak-anak secara diam-diam, dan 191 tuntutan pelecehan tidak senonoh terhadap anak perempuan di bawah usia 14 tahun. Jumlah korban yang dapat diidentifikasi mencapai 40 orang, menurut pengadilan.
Secara total, jumlah vonis mencapai 510, yang seharusnya mendapat hukuman kumulatif 3.552 tahun penjara, menurut pengadilan.
Namun, Mao dijatuhi hukuman 30 tahun penjara, sebuah putusan yang dapat diajukan banding. Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, hukuman maksimum yang diatur untuk pelanggarannya adalah 30 tahun.
Pengadilan menyatakan Mao telah menyalahgunakan kepercayaan anak-anak, menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis yang berkepanjangan, serta menimbulkan trauma mendalam bagi keluarga mereka, sehingga layak mendapat hukuman maksimum yang diizinkan oleh hukum.
Ketika Mao dijatuhi hukuman 28 tahun delapan bulan penjara tahun lalu, ia mengajukan banding atas putusan tersebut, namun Mahkamah Agung mempertahankannya pada Mei.
Selesai/JC