Taipei, 16 Sep. (CNA) Pabrik Chung Jye Investment Holding Co. di Jawa Timur diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir 2026 atau awal 2027, seiring perusahaan manufaktur sepatu asal Taiwan tersebut menargetkan pengiriman keseluruhan yang berlipat ganda dalam sepuluh tahun, kata Ketua Liu An-che (劉安哲).
Liu dalam konferensi pers penjelasan untuk investor pada Senin (15/9) mengatakan bahwa untuk memenuhi target tersebut, yakni lebih dari 80 juta pasang pada 2034, mereka akan mempertahankan empat basis produksi di Tiongkok, Vietnam, India, dan Indonesia.
Selain membangun pabrik di Indonesia, basis produksi perusahaan di Vietnam utara sudah mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun ini, dengan kapasitas 2025 diperkirakan mencapai 112.000 pasang bagian atas sepatu rajut, kata Liu.
Setelah kapasitas penuh tahun depan, kata Liu, produksi tahunan pabrik Vietnam akan mencapai 3,6 juta pasang sepatu jadi dan 4,3 juta pasang bagian atas sepatu rajut.
Sementara itu, pabrik di India telah menambah jalur produksi pada kuartal kedua tahun ini, dengan kapasitas tahunan sekitar 600.000 pasang, dan setelah penuh dapat mencapai 2,1 juta pasang, tambahnya.
Liu mengatakan bahwa pendapatan semester pertama tahun ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama karena penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) yang memperlambat pembelian pelanggan serta melemahnya pasar domestik Tiongkok.
Sebagai respons terhadap pesanan produk yang dijual ke AS, sebagian kapasitas pabrik di Tiongkok telah dialihkan ke Vietnam, kata Liu, meskipun ia percaya pasar domestik Negeri Tirai Bambu dan India tetap menjanjikan di masa depan.
Ini dikarenakan pelanggan merek menekankan stabilitas dan skala rantai pasokan, ditambah kapasitas lokal di Tiongkok dan India membantu melayani pasar domestik yang besar, ujarnya.
Statistik Chung Jye menunjukkan bahwa pada kuartal kedua 2025, laba bersih yang menjadi hak perusahaan induk sebesar NT$207 juta (Rp112,8 miliar) sementara laba per saham mencapai NT$1,33, masing-masing naik 12,1 persen dan 4,7 persen dari kuartal pertama.
Di sisi lain, pendapatan konsolidasi kuartal kedua sebesar NT$5,22 miliar, turun 25,8 persen secara tahunan, terutama karena ketidakpastian kebijakan tarif timbal balik AS yang membuat pelanggan lebih berhati-hati dalam memesan, menurut perusahaan.
(Oleh Pan Chih-yi dan Jason Cahyadi)
Selesai/ja