Taipei, 23 Mei (CNA) Kereta MRT Taipei di Jalur Wenhu yang melayang kini akan berjalan dengan kelajuan yang dikurangi jika mendadakterjadi hujan deras, sambaran petir, atau kondisi cuaca buruk lainnya untuk mencegah penghentian layanan, kata Taipei Rapid Transit Corp. (TRTC) pada Jumat (23/5).
Untuk menjaga agar kereta tanpa masinis itu tetap berjalan, mekanisme keselamatan sistem telah disesuaikan untuk secara otomatis mengurangi kecepatan kereta hingga 75 persen saat terjadi peristiwa cuaca buruk, kata TRTC dalam sebuah pernyataan.
Personel MRT Taipei juga akan dikerahkan naik ke kereta untuk memantau, kata perusahaan tersebut.
Pengumuman ini dibuat setelah sebuah kereta Jalur Wenhu berhenti di rel selama sekitar 10 menit pada jam sibuk tanggal 7 Mei, menyebabkan gangguan layanan pada kereta lain di jalur tersebut.
Perusahaan kemudian menjelaskan bahwa kereta tersebut kehilangan traksi karena hujan pada hari itu, sehingga memicu mekanisme keselamatan yang menghentikan fungsi tanpa masinis dan hanya dapat diatasi secara manual.
Insiden tersebut memicu reaksi publik, mendorong TRTC untuk mengadakan pertemuan para ahli pada Rabu guna melakukan tinjauan menyeluruh terhadap sistem Jalur Wenhu, yang awalnya dibangun disertai mekanisme itu untuk menghentikan operasi dalam kondisi taifun.
Seiring dengan semakin seringnya kondisi iklim ekstrem, TRTC pada Jumat mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk membuat Jalur Wenhu lebih tahan terhadap cuaca.
Bagian Neihu dari jalur ini dirancang dengan rel baja, sehingga lebih rentan menjadi licin saat hujan deras. Oleh karena itu, selain menerapkan pelapis antiselip untuk meningkatkan traksi, kereta juga akan mengurangi kelajuan guna meningkatkan keselamatan dan mengurangi keterlambatan, kata perusahaan tersebut.
Insiden serupa kembali terjadi pada Kamis, ketika sebuah kereta Jalur Wenhu tiba-tiba berhenti di rel di tengah badai petir. Operasinya baru pulih setelah seorang masinis naik ke kereta untuk menonaktifkan sistem secara manual.
Selesai/JC